Selasa, 07 Juni 2011

kerja otot


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa kelompok otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan gerakan secara aman. Dalam menggunakan mekanika tubuh yang tepat perawat perlu mengerti pengetahuan tentang pergerakan, termasuk bagaimana mengoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi dari system skeletal, otot skelet, dan system saraf. Selain itu, ada kelompok otot tertentu yang terutama digunakan unutk pergerakan dan kelompok otot lain membentuk postur/bentuk tubuh.
Mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti ekspresikan emosi dengan gerakan nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas hidup sehari-hari dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal maka system saraf, otot, dan skeletal harus tetap utuh dan berfungsi baik.
1.2   Rumusan Masalah
1.2.1        Apa pengertian body mekanik ?
1.2.2        Bagaimana prinsip body mekanik ?
1.2.3        Bagaimana pergerakan dasar pada mekanika tubuh ?
1.2.4        Apa saja faktor yang mempengaruhi body mekanik dan ambulasi ?
1.2.5        Bagaimana proses keperawatan pada gangguan mekanik tubuh dan ambulasi ?
1.3   Tujuan Penulisan
            Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami konsep tentang body mekanik dan proses keperawatannya. Sedangkan untuk tujuan khususnya adalah
1.3.1        Untuk lebih memahami pengertian body mekanik
1.3.2        Untuk lebih memahami prinsip body mekanik
1.3.3        Untuk lebih memahami pergerakan dasar pada mekanika tubuh
1.3.4        Untuk lebih memahami faktor yang mempengaruhi body mekanik dan ambulasi
1.3.5        Untuk lebih memahami proses keperawatan pada gangguan mekanik tubuh dan ambulasi

1.4   Manfaat Penulisan
           Dengan adanya penyusunan makalah ini mampu mempermudah penyusun dan pembaca guna memahami materi tentang pemenuhan kebutuhan dasar mobilisasi, aktifitas dan latihan. Kemudian penyusunan makalah ini menambah pengalaman dan kemampuan penulis dalam membuat sebuah karya tulis berupa makalah.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Body Mekanik
Mekanika tubuh adalah koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanisme tubuh dan ambulasi merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas. Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat meningkatkan fungsi tubuh terhadap susnan muskuloskeletal , mengurangi tenaga yang dikeluarkan, dan mengurangi kelelahan. Kebutuhan bergerak sangat dibutuhkan karena pergerakan dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia dan melindungi diri dari kecelakaan seperti jatuh.
Mekanika tubuh adalah suatu usaha mengoordinasikan system musculoskeletal dan system saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur, dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkus, bergerak, dan melakukan aktivitas sehari-hari. Penggunakan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi risiko cedera system musculoskeletal. Mekanika yang tepat juga memfasilitasi pergerakan tubuh, yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan oto dan penggunaan energy otot yang berlebihan.
Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
1.      Body Aligement (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.
2.      Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base of support.
3.      Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.
2.2 Prinsip Body Mekanik
Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi tingkat kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung kesehatan dan mencegah kecacatan.
Perawat menggunakan berbagai kelumpok otot untuk setiap aktivitas keperawatan, seperti berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat, mengangkat dan memindahkan klien, dan menggerakan objek. Gaya fisik dari berat dan friksi dapat mempengaruhi pergerakan tubuh. Jika digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi perawat. Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan perawat unuk mengangkat, memindahkan, dan mengubah posisi klien. Perawat juga mengganbungkan pengetahuan tentang pengaruh fisiologis dan patologis pada mobilisasi dan kesejajaran tubuh. Tabel diatas menggambarkan tentang prinsip dari mekanika tubuh yang bermanfaaat berbagai aktivitas.
Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :
1.      Gravitasi
Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukann mekanika tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi :
Pusat gravitasi ( center of gravitasi ), titik yang berada dipertengahan tubuh
Garis gravitasi ( Line Of gravitasi ), merupakan garis imaginer vertikal melalui pusat gravitasi
Dasar tumpuan ( base of suport ), merupakan dasar tempat seseorang dalam keadaan istirahat untuk menopang atau menahan tubuh
2.      Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
3.      Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat dipehatikan adalah berat atau bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh.
2.2.1 Pergerakan Dasar Dalam Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia. Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di antaranya :
1.      Gerakan ( ambulating ).
Gerakan yang benar dapat membantu keseimbangan tubuh. Sebagai contoh, keseimbangan pada saat orang berdiri dan saat orang berjalan kaki berbeda.  Orang berdiri akan lebih mudah stabil dibanding dengan orang yang berjalan, karena pada posisi berjalan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain dan pusat gravitasi selalu berubah pada posisi kaki. Pada saat berjalan terdapat dua fase yaitu fase menahan berat dan fase mengayun, yang akan menghasilkan gerakan halus dan berirama.
2.      Menahan ( squating ).
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Sebagai contoh, posisi orang yang duduk akan berbeda dengan orang yang jongkok dan tentunya juga berbeda dengan posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yang akan dilakukan.
3.      Menarik ( pulling ).
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menarik benda, di antaranya ketinggian, letak benda ( sebaiknya berada di depan orang yang akan menarik ), posisi kaki dan tubuh dalam menarik ( seperti condong kedepan dari panggul ), sodorkan telapak tangan dan lengan atas di bawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk lalu lakukan penarikan.
4.      Mengangkat ( lifting ).
Mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik. Gunakan otot – otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
5.      Memutar ( pivoting ).
Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memperhatikan ketiga unsur gravitasi dalam pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk pada postur tubuh.
2.3 Fakor yang Mempengaruhi Body Mekanik dan Ambulasi
1.      Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari dan lain – lainnya.
2.      Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahkan terjadinya penyakit. sebagai contoh tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami fraktur.
3.      Emosi
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan ambulansi yang baik, seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat, dan harga diri rendah. Akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambulasi.
4.      Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseoarang misalnya, sering mengankat benda-benda berat, akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.
5.      Gaya Hidup
Gaya hidup, perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat menganggu koordinasi antara sistem muskulusletal dan neurologi, yang akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
6.      Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan seseorang beresiko mengalami gangguan koordinasi sistem neurologi dan muskulusletal.
2.4 Akibat Body Mekanik yang Buruk
Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh yang salah adalah sbb :
1.      Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam sistem muskulusletal.
2.      Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskulusletal. Seseorang  salah dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur muskulusletal,  misalnya kelainan pada tulang vertebrata.
2.5 Proses Keperawatan dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas
A.     Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan pada masalah mekanika tubuh dan ambulasi, antara lain menilai adanya kemampuan dan keterbatasan dalam bergerak dengan cara bangkit dari posisi berbaring ke posisi duduk, kemudian bangkit dari kursi ke posisi berdiri, atau perubahan posisi. Selanjutnya menilai adanya kelainan dalam mekanika tubuh pada saat duduk, berakivitas, atau saat pasien menglami pergerakan serta pengkajian terhadap status ambulasi. Kemudian, menilai gaya berjalan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan dengan cara mengamati apakah gaya berjalan pasien ( mantap atau tegak lurus ), ayunan lengan atas ( pantas atau tidak ), kaki ikut siap pada saat ayunan atau tidak, langkah jatuh jauh dari garis gravitasi atau tidak, serta berjalan apakah diawali dan diakhiri dengan mudah atau tidak.
v  Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik berfokus pada aktivitas dan olahraga yang menonjolkan kesejajaran tubuh, cara berjalan, penampilan dan pergerakan sendi, kemampuan dan keterbatasan gerak, kekuatan dan massa otot, serta toleransi aktivitas.

]  Kesejahteraan tubuh
Pengkajian kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada klien yang berdiri, duduk, atau berbaring. Pengkajian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.      Menentukan perubahan fisiologis normal pada kesejajaran tubuh akibat pertumbuhan dan perkembangan.
2.      Mengdentifikasi penyimpanan kesejajaran tubuh yang disebabkan fostur yang buruk.
3.      Memberi kesempatan klien untuk mengopservasi posturnya.
4.      Mengidentifikasi kebutuhan belajar klien untuk mempertahankan kejajaran tubuh yang benar.
5.      Mengidentifikasi trauma, kerusakan otot, atau disfungsi saraf.
6.      Memperoleh informasi mengenai factor-faktor lain yang mempengaruhi kesejajaran yang buruk, seperti kelelahan, malnutrisi, dan masalah psikologis.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menginspeksi pasien dari sisi lateral, anterior, dan posterior guna mengamati apakah:
-       Bahu dan pinggul sejajar
-       Jari-jari kaki mengarah ke depan
-       Tulang belakang lurus, tidak melengkung ke sisi yang lain
Langkah pertama mengkaji kesejajaran tubuh adalah menempatkan klien pada posisi istirahat sehingga tidak tampak dibuat-buat atau posisi kaku. Jika mengkaji kesejajaran tubuh pasien imobilisasi atau pasien tidak sadar maka bantal dan alat penopang di angkat dari tempat tidur lalu klien diletakkan pada posisi telentang.
Berdiri. Perawat harus memfokuskan pengkajian kesejajaran tubuh pada klien yang berdiri sesuai hal – hal berikut :
1.      Kepala tegak dan midline
2.      Ketika dilihat dari arah posterior, bahu dan pinggul lurus dan sejajar.
3.      Ketika dilihat dari arah posterior, tulang belakang lurus
4.      Ketika klien dilihat dari arah lateral, Kepala tegak dan garis tulang belakang digaris dalam pola S terbaik. Tulang belakang servikal pada arah anterior adalah cembung, tulang belakang lumbal pada arah anterior adalah cembung.
5.      Ketika dilihat dari arah lateral, perut berlipat ke bagian dalam dengan nyaman dan lutut pergelangan kaki agak melengkung. Orang tampak nyaman dan tidak sadar akan lutut dan pergelangan kaki yang fleksi.
6.      Lengan klien nyaman di samping.
7.      Kaki di tempatkan sedikit berjauhan untuk mendapatkan dasar penopang, dan jari – jari kaki menghadap ke depan.
8.      Ketika klien dilihat dari arah anterior, pusat gravitasi berada di tengah tubuh, dan garis gravitasi mulai dari tengah kepala bagian depan sampai titik tengah antara kedua kaki. Bagian lateral garis gravitasi dimulai secara vertikal dari tengah tengkorak sampai sepertiga kaki bagian posterior.
Duduk. Perawat mengkaji kesejajaran pada klien yang duduk dengan mengobservasi hal – hal sebagai berikut :
1.      Kepala tegak, leher dan tulang belakang berada dalam kesejajaran yang lurus.
2.      Berat badan terbagi rata pada bokong dan paha.
3.      Paha sejajar dan berada pada potongan horisontal.
4.      Kedua kaki  di topang di lantai. Pada klien pendek tinggi, alat bantu kaki digunakan dan pergelangan kaki menjadi fleksi dengan nyaman.
5.      Jarak 2 – 4 cm dipertahankan antara sudut tempat duduk dan ruang popliteal pada permukaan lutut bagian posterior. Jarak ini menjamin tidak ada tekanan pada arteri popliteal atau saraf untuk menurunkan sirkulasi atau mengganggu fungsi saraf.
6.      Lengan bawah klien ditopang pada penganan tangan, di pangkuan, atau di atas meja depan kursi.
Hal penting mengkaji kesejajaran dalam posisi duduk yaitu pada klien yang mempunyai kelemahan otot,  paralisis otot, atau kerusakan saraf. Karena perubahan ini, klien mengalami pengurangan sensasi di area yang sakit dan tidak mampu menerima tekanan ataupun penurunan sirkulasi. Kesejajaran yang tepat ketika duduk mengurangi risiko kerusakan sistem muskuloskeletal pada klien itu.
Berbaring. Pada orang sadar mempunyai kontrol otot volunter dan persepsi normal terhadap tekanan. Sehingga merekabiasa merasakan posisi nyaman ketika berbaring. Karena rentang gerak, sensasi dan sirkulasi pada orang sadar berada dalam batas normal, mereka mengubah posisi ketika mereka merasakan ketengangan otot dan penurunan sirkulasi.
Pengkajian kesejajaran tubuh ketika berbaring membutuhkan posisi lateral pada klien dengan menggunakan satu bantal, dan semua penopangnya diangkat dari tempat tidur. Tubuh harus ditopang oleh matras yang adekuat. Tulang belakang harus berada dalam kesejajaran lurus tanpa ada lengkungan yang terlihat. Pengkajian ini memberi data dasar mengenai kesejajaran tubuh klien.

]  Cara berjalan
Istilah gaya berjalandigunakan untuk menggambarkan cara utama atau gaya saat berjalan ( Fish & Nielsen,1993 ). Siklus berjalan dimulai dengan tumit mengangkat satu tungkai dan berlanjut dengan tumit mengangkat tungkai yang sama. Interval ini sama dengan 100% siklus gaya berjalan dan berlangsung 1 detik untuk kenyamanan berjalan ( Lehman et al, 1992 ). Dengan mengkaji gaya berjalan klien memungkinkan perawat untuk membuat kesimpulan tentang keseimbangan, postur, keamanan, dan kemampuan berjalan tanpa bantuan.
Pengkajian cara berjalan dilakukan untuk mengidentifikasi mobilitas klien dan risiko cedera akibat jatuh. Hal ini dilakukan dengan meminta klien berjalan sejauh kurang lebih 10 kaki di dalam ruangan, kemudian amati hal-hal berikut :
a.       Kepala tegak, pandangan lurus, dan tulang belakang lurus
b.      Tumit menyentuh tanah lebih dahulu daripada jari kaki
c.       Kaki dorsofleksi pada fase ayunan
d.      Lengan mengayun ke depan bersamaan dengan ayunan kaki di sisi yang berlawanan
e.       Gaya berjalan halus, terkoordinasi, dan berirama; ayunan tubuh dari sisi ke sisi minimal dan tubuh ke depan, dan gerakan dimulai dan diakhiri dengan santai.
f.       Kecepatan berjalan (normalnya 70-100 langkah per menit)

]  Penampilan dan pergerakan sendi
Rentang gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, sagital, tfrontal, dan tranversal. Mobilisasi sendi  tiap potongan dibatasi oleh ligamen, otot, dan konstruksi sendi. Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan. Pada potongan sagital, gerakanya adalah fleksi dan ekstensi ( jari – jari tangan dan siku ) dan hiperekstensi ( pinggul ). Pada potongan frontal gerakanya adalah abduksi dan adduksi ( lengan dan tungkai ) dan eversi dan inverse ( kaki ). Pada potongan tranversal, gerakanya adalah pronasi dan supinasi ( tangan ),rotasi internaldan eksternal ( lutut ),dan dorsifleksi dan plantarfleksi ( kaki ).
Ketika mengkaji rentang gerak,perawat menanyakan pertanyaan yang mengobservasi dalam mengumpulkan data tentang kekuatan sendi, pembengkakan, nyeri, keterbatasn gerak dan ketidakmampuan atau trauma membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilisasi yang dilakukan oleh perawat yaitu latihan rentang gerak pasif.
Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, palpasi, serta pengkajian rentang gerak aktif atau rentang gerak pasif. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :
a.       Adanya kemerahan atau pembengkakan sendi
b.      Adanya deformitas
c.       Perkembangan otot yang terkait dengan masing-masing sendi
d.      Adanya nyeri tekan
e.       Krepitasi
f.       Peningkatan temperatur di sekitar sendi
g.      Derajat gerak sendi

]  Kemampuan dan keterbatasan gerak
Pengkajian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang adanya indikasi rintangan dan keterbatasan pada pergerakan klien dan kebutuhan untuk memperoleh bantuan. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain:
a.       Bagaimana penyakit klien mempengaruhi kemampuan klien untuk bergerak.
b.      Adanya hambatan dalam bergerak (misalnya terpasang selang infuys atau gips yang berat)
c.       Kewaspadaan mental dan kemampuan klien untuk mengikuti petunjuk
d.      Keseimbangan dan koordinasi klien.
e.       Adanya hipotensi ortostatik sebelum berpindah tempat
f.       Derajat kenyamanan klien
g.      Penglihatan

]  Kekuatan dan masa otot
Sebelum membantu klien mengubah posisi atau berpindah tempat, perawat harus mengkaji kekuatan dan kemampuan klien untuk bergerak. Langkah ini di ambil utnuk menurunkan risiko tegang otot dan cedera tubuh, baik bagi klien maupun perawat.
]  Toleransi aktifitas
Toleransi aktivitas adalah jenis dan jumlah latihan atau kerja yang dapat dilakukan seseorang. Pengkajian toleransi aktivitas diperlukan jika ada perencanaan aktivitas seperti jalan, latihan rentang gerak, atau aktivitas sehari-hari dengan penyakit akut atau kronik. Selain itu, pengetahuan toleransi aktifitas klien dibutuhkan untuk merencanakan terapi keperawatan lainnya.
Pengkajian toleransi aktivitas meliputi dua fisiologis, emosional, dan tingkat perkembangan. Pengkajian ini dapat dipakai di semua klinik dan dilengkapi oleh perawat dengan segera.
         Factor yang Mempengaruhi Toleransi Aktivitas
FAKTOR FISIOLOGIS
Ø  Frekuensi penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir.
Ø  Tipe penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir.
Ø  Status kardiopulmunar (mis, dispnu, nyeri dada).
Ø  Status musculoskeletal (mis,, penurunan massa otot).
Ø  Pola tidur.
Ø  Keberadaan nyeri, pengontrolan nyeri.
Ø  Tanda-tanda vital; frekuensi pernapasan dan nadi kembali ketingkat istirahat dalam 5menit setelah latihan tekanan darah kembali setelah latihan tekanan darah kembali seperti semula dalam 5-10 menit setelah latihan.
Ø  Tipe dari frekuensi aktivitas latihan.
Ø  Kelainan hasil labolatorium, seperti penurunan konsentrasi oksigen arteri, penurunan kadar hemoglobin, kadare elektrolit yang tidak normal.
FAKTOR EMOSIONAL
Ø  Suasana hati (mood); depresi, cemas.
Ø  Motivasi.
Ø  Ketergantunagan zat kimia(mis., obat-obatan, alcohol, nikotin).
Ø  Gambaran diri.
FAKTOR PERKEMBANGAN
Ø  Usia.
Ø  Jenis kelamin.
Ø  Kehamilan
Ø  Perubahan massa otot karena perubahan perkembangan,
Ø  Perubahan system skeletal karena perubahan perkembangan.


Pengkajian ini bermanfaat untuk membantu meningkatakan kemandirian klien yang mengalami :
a.       Disabilitas kardiovaskular dan respiratorik
b.      Imobilisasi komplet dalam waktu yang lama
c.       Penurunan massa otot atau gangguan muskuloskeletal
d.      Tidur yang tidak mencukupi
e.       Nyeri
f.       Depresi,cemas, atau tidak termotivasi.
Alat ukur yang paling bermanfaat untuk meperkirakan toleransi klien terhadap aktivitas adalah frekuensi, kekuatan, dan iramama denyut jantung; frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan serta tekanan darah.
]  Masalah terkait mobilitas
Pengkajian ini dilakukan melalui metode inspeksi, palpasi, dan auskultasi; pemeriksaan hasil tes laboratorium; serta pengukuran berat badan, asupan cairan, dan haluaran cairan. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan segera setelah klien mengalalmi imobilisasi. Data yang diperoleh tersebut kemudian menjadi standar yang akan dibandingkan dengan data selama periode imobilisasi.

B.     Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah mekanika tubuh dan ambulasi, antara lain :
1.      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya kelemahan akibat spasme muskulusletal pada ekstremitas, nyeri akibat peradangan sendi, atau penggunaan alat bantu dalam waktu lama.
2.      Resiko cedera berhubungan dengan adanya paralisis, gaya berjalan tidak stabil, atau penggunaan tongkat yang tidk benar.
3.      Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum.
C.    Perencanaan Keperawatan
1.      Memperbaiki penggunaan mekanika tubuh saat melakukan aktivitas sehari-hari.
2.      Memulihkan dan memperbaiki ambulasi.
3.      Mencegah terjadinya cedera akibat jatuh.
D.    Pelaksanaan ( Tindakan ) Keperawatan
I.  latihan ambulasi
a.  duduk diatas tempat tidur
     cara :
·      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
·      Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan disamping badannya dengan telapak tangan pada bahu pasien
·      Bantu pasien untuk duduk dan beri penopang atau bantal.
b.  Turun dan berdiri
     cara :
1.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.      Atur kursi roda dalam posisi terkunci
3.      Berdirilah menghadap pasien dengan kedua kaki meregang
4.      Fleksikan lutut dan pinggang anda
5.      Anjurkan pasien untuk meruh tangan di bahu anda
6.      Dan letakkan tangan anda di samping kanan dan kiri pinggang pasien
7.      Ketika pasien melangkah ke lantai tahan lutut anda pada lutut pasien
8.      Bantu berdiri tegak sampai ke kursi
9.      Bantu pasien duduk di kursi atau posisi agar nyaman
c.  Membantu berjalan
     cara :
1.      Jelaskan prosedur yang kan dilakukan
2.      Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan disamping badan atau telapak tangan anda
3.      Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengan bahu pasien
4.      Bantu pasien berjlan
2.  Membantu ambulasi dan memindahkan pasien
                        Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan sendiri dari tempat tidur ke branchard.
     Cara :
1.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.      Atur branchard dalam posisi terkunci
3.      Bantu pasien engan 2-3 perawat
4.      Berdiri menghadap pasien
5.      Silangkan tangan di depan dada
6.      Tekuk tutut anda kemudian letakkan tangan di bawah tubuh pasien
7.      Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan bawha pinggang, perawat 2 meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien, sedangakan perawat ketiga meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.
8.      Angkat bersama – sama dan pindahkan ke branchard
E.     Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang diharapkan dari tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah mekanika tubuh dan ambulasi adalah unyuk menilai kemampuan pasien dalam menggunakan mekanika tubuh dengan baik, menggunakan alat bantu gerak, cara menggapai benda, naik atau turun, dan berjalan.


BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
            Mekanika tubuh adalah koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanisme tubuh dan ambulasi merupakan cara menggunakan tubuh secara efisien yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi serta aman dalam menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.
Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :
a.       Gravitasi
b.      Keseimbangan
c.       Berat
            Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.  Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus diperhatikan, di antaranya :
1.      Gerakan ( ambulating ).
2.      Menahan ( squating ).
3.      Menarik ( pulling ).
4.      Mengangkat ( lifting ).
5.      Memutar ( pivoting ).
Fakor yang Mempengaruhi Body Mekanik dan Ambulasi diantaranya adalah
1.      Status kesehatan
2.      Nutrisi
3.      Emosi
4.      Situasi dan Kebiasaan
5.      Gaya Hidup
6.      Pengetahuan
            Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi secara berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh yang salah adalah sbb :
1.      Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan dalam sistem muskulusletal.
2.      Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskulusletal. Seseorang  salah dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur muskulusletal,  misalnya kelainan pada tulang vertebrata.
3.2 Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi para pembacanya dan khususnya bagi mahasiswa yang telah menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

1 komentar:

  1. terimakasih informasinya, namun sayang tulisannya tidak terlalu dapat dibaca..

    BalasHapus