Kamis, 07 Juli 2011

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG NUTRISI KEHAMILAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Pada masa itu ibu harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. Ibu sehat akan melahirkan bayi yang sehat. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan ibu adalah gizi ibu (Depkes RI, 2000: 4). Kehamilan akan mengalami perubahan fisiologis yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Kebanyakan negara berkembang, kehamilan dapat diperburuk oleh kekurangan nutrisi. (Suara Pembaharuan Dialy, 2008). Berbagai hasil penelitian menunjukan bahwa status gizi ibu hamil mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandung. Pemenuhan nutrisi yang seimbang bagi ibu hamil sangat penting agar dapat mencukupi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. ( Patimah, 2008). Namun, kenyataan di BPS Ny. Retno Pudyowati, Amd. Keb masih banyak ibu hamil yang beranggapan bahwa dirinya makan secara berlebihan karena ibu hamil tersebut salah mengerti bahwa ia makan untuk dua orang, yaitu ibu dan janinnya, sehingga ibu hamil mengalami kenaikan berat badan yang tidak normal. 
Institue of Medicine, Washington DC, AS memberikan tolak ukuran akan kenaikan berat badan ideal ibu selama kehamilan. Dari penelitian

tersebut, terlihat 43,3% perempuan mengalami kenaikan melebihi ukuran ideal ketika masa kehamilan dan ada 20,1% perempuan mengalami kenaikan kurang dari ukuran ideal pada masa kehamilan (Dr. Naomi E,2009). Berdasarkan hasil survey studi pendahuluan yang dilakukan di BPS Ny. Retno Pudyowati, Amd. Keb Desa Kenanten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto dengan cara melihat pada KMS kenaikan berat badan ibu hamil trimester III didapatkan 10 ibu hamil diantaranya yang mengalami kenaikan berat badan tidak dalam batas normal sejumlah 7 orang dan kenaikan berat badannya tetap sejumlah 3 orang. Padahal pada saat wawancara 10 ibu hamil tersebut memberi pernyataan bahwa sudah mengerti tentang gizi saat hamil.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, masyarakat yang berpendidikan dan cukup pengetahuan tentang nilai gizi, pertimbangan kebutuhan fisiologis lebih menonjol dibandingkan dengan kebutuhan kepuasan psikis. Semakin banyak pengetahuan gizi, semakin diperhitungkan jenis dan kwantum makanan yang dipilih untuk di konsumsi. Orang awam yang tidak cukup memiliki pengetahuan akan memilih makanan yang menarik panca indra dan tidak berdasarkan nilai gizi makanan tersebut. Seperti telah di jelaskan sebelumnya bahwa gizi berhubungan erat dengan penambahan berat badan (Path, dkk,2004). Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil tersebut. Kekurangan nutrisi selama hamil dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri, hemoragia post partum, sepsis puerperalis, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), kelainan konginental. Sedangkan kelebihan nutrisi dapat mengakibatkan kenaikan berat badan yang berlebihan sehingga menimbulkan komplikasi antara lain preeklamsi, bayi terlalu besar (Sarwono, 2005:161).
Solusi terbaik dari permasalahan diatas yang dapat diterapkan adalah upaya penyuluhan oleh tenaga kesehatan dapat dimulai sejak awal pemeriksaan kehamilan dan setiap kali periksa kehamilan (ANC). Penyuluhan ini dapat meliputi pengertian nutrisi kehamilan, nutrisi yang baik selama hamil, manfaat pengetahuan tentang nutrisi, dan cara penerapanya dalam pola makan sehari – hari serta kenaikan berat badan normal selama hamil tiap semester. Ibu hamil juga harus teratur memeriksakan kehamilannya (ANC) minimal 4 kali selama hamil. Selain itu ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap berada pada kondisi ideal dan tetap menjaga pola makan dengan gizi cukup dan seimbang.

1.2  Rumusan Masalah
Adakah hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III tentang nutrisi kehamilan dengan kenaikan berat badan di BPS Ny. Retno Pudyowati, Amd. Keb Desa Kenanten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto?.

1.3  Tujuan Penelitian
1.      Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil trimester III tentang nutrisi kehamilan di BPS Ny. Retno Pudyowati, Amd. Keb Desa Kenanten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.
2.      Mengidentifikasi kenaikan berat badan ibu hamil Trimester III di BPS Ny. Retno Pudyowati, Amd. Keb Desa Kenanten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.
3.      Menganalisa hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III tentang nutrisi kehamilan dengan kenaikan berat badan di BPS Ny. Retno Pudyowati, Amd. Keb Desa Kenanten Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto.

1.4  Manfaat Penelitian
1.      Bagi Peneliti
Dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman tentang penelitian yang dilakukan.
2.      Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai masukan dan menambah kepustakaan serta dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya.
3.      Bagi Pelayanan Kesehatan
Dengan hasil data penelitian yang diperoleh, sehingga dapat sebagai acuan untuk mengidentifikasi ibu hamil yang kenaikan berat badannya tidak normal.
4.      Bagi responden
Dapat memberikan informasi pada responden tentang nutrisi kehamilan sehingga responden dapat memenuhi kebutuhan nutrisi selama hamil dan tidak terjadi kenaikan berat badan yang tidak normal.

5.      Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai upaya peningkatan ilmu pengetahuan, khususnya tentang pengetahuan nutrisi kehamilan dan kenaikan berat badan selama hamil, serta sebagai referensi bagi peneliti lain dan bagi peneliti selanjutnya.





















BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA     
                                                                            
2.1 Konsep Dasar Pengetahuan                                                
2.1.1 Pengertian Pengetahuan                     
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekadar menjawab pertanyaan “what” yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan  terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba yang sebagian besar dipengaruhi oleh mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan merupakan suatu usaha yang mendasari seseorang berpikir secara ilmiah, sedang tingkatannya tergantung pada ilmu pengetahuan atau dasar pendidikan orang tersebut (Nursalam dan Pariani, 2001).
2.1.2     Tingkat Pengetahuan
Menurut Soekidjo Notoadmodjo (2005), tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif terdiri dari 6 tingkatan :
1.      Tahu ( Know )
Pengetahuan di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali ( Recall ) terhadap yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2.      Memahami ( Comprehension )
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat diinterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya.
3.      Aplikasi ( Aplication )
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya ). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya. Dalam konteks atau kondisi yang lain.
4.      Analisis ( analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti: pengelompokan, membedakan, dan sebagainya.
5.      Sintesis ( Synthesis )
Sintesis adalah suatu kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada misal: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6.      Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi ini berkaiatan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
2.1.3 Cara Pengukuran Pengetahuan          
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan pengetahuan (Nursalam, 2008: 120)
Menurut (Nursalam, 2008: 120) kriteria tingkat pengetahuan responden dikelompokkan sebagai berikut:
1.      Tingkat pengetahuan baik, bila jawaban 76 – 100%
2.      Tingkat pengetahuan cukup, bila jawaban 56 – 75%
3.      Tingkat pengetahuan kurang, bila jawaban < 56%
2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005: 10) mengelompokan dua cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu sebagai berikut : 
1.      Cara Tradisional atau Non Ilmiah
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi:
1)      Cara Coba-Salah (Trial and Error). 
Cara ini paling tradisional yang pernah digunakan oleh manusia untuk memperoleh pengetahuan yaitu melalui cara coba-coba. Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dengan cara coba-coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.
2)      Cara Kekuasaan atau Otoriter
Sumber pengetahuan tersebut berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tesebut dapat diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi otoritas pemerintahan, otoritas pemerintahan agama maupun ahli ilmu pengetahuan. Dimana prinsip ini orang lain berpendapat yang di kemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas tanpa menguji dulu atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris atau penalaran sendiri.
3)      Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu, bila gagal dengan cara tersebut ia tidak akan mengulangi cara itu dan berusaha untuk mencari cara lain sehingga dapat berhasil memecahkannya.
4)      Melalui Jalan Pikiran
Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum disebut induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus.
2.      Cara Modern atau Cara Ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology).
2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Soekidjo Notoadmodjo (2005) mengemukakan ada 8 faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, sebagai berikut :


1.      pendidikan
Menurut Kuncoroningrat yang dikutip oleh Nur Salam (2003) menyebutkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang di miliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang diperkenalkan.
Jadi pendidikan menuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan, pendidikan di perlukan untuk mendapatkan informasi.
2.      Usia
Menurut Elisabeth yang dikutip oleh Nur Salam (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Menurut Long yang dikutip oleh Nur Salam (2003), makin tua umur seseorang, makin konstruktif dalam menghadapi masalah yang dihadapi.
3.      Pekerjaan
Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas dari pada seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja seseorang akan mempunyai banyak informasi dan pengalaman.
4.      Informasi
Dengan memberikan informasi tentang kebiasaan hidup sehat dan cara pencegahan penyakit diharapkan akan terjadi peningkatan pengetahuan sikap dan perilaku kesehatan dalam diri individu / kelompok sasaran yang berdasarkan kesadaran dan kemauan individu yang bersangkutan (Notoatmodjo: 2005).
5.      Pengalaman
Menurut Notoadmodjo (2005) merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengalaman dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar, sehingga dari pengalaman yang benar diperlukan berfikir yang logis dan kritis.
6.      Lingkungan
Lingkungan berpengaruh terhadap pengetahuan, jika orang hidup dalam lingkungan yang berpikiran luas maka tingkat pengetahuan akan lebih baik dari pada orang yang tinggal di lingkungan orang yang berpikiran sempit.           
7.      Sosial Ekonomi
Mempengaruhi tingkah laku seseorang ibu atau masyarakat yang berasal dari sosial ekonomi tinggi dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan masa depannya, tetapi bagi ibu-ibu atau masyarakat yang sosial ekonomi rendah, akan tidak merasa takut untuk mengambil sikap atau tindakan.
8.      Sosial Budaya
Dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam penyerapan nilai-nilai sosial, keagamaan untuk memperkuat super egonya.



2.2 Konsep Dasar Kehamilan
2.2.1 Pengertian
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu:
1.      Triwulan I             : dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan
2.      Triwulan II            : dari bulan ke-4 sampai 6 bulan
3.      Triwulan III          : dari bulan ke-7 sampai 9 bulan
(Prawiroharjo, 2002:89)         
2.2.2 Tanda-Tanda Kehamilan
1. Tanda-tanda Pasti
1) Mendengar DJJ
2) Melihat, meraba atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa
3) Melihat rangka janin dengan sinar Ro atau dengan ultrasonografi
2. Tanda-tanda Mungkin
Tanda-tanda mungkin sudah timbul pada hamil muda, tetapi dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh diduga. Makin banyak tanda mungkin kita dapati, makin besar kemungkinan kehamilan.
1)      Pembesaran, Perubahan Bentuk, dan Konsistensi Uterus
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan makin lama makin bundar bentuknya, kadang-kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya.

2)      Perubahan Pada Serviks
Diluar kehamilan konsistensi cervix keras, kerasnya seperti kita meraba ujung hidung, dalam kehamilan cervix menjadi lunak pada perabaan selunak bibir atau ujung bawah daun telinga.
3)      Kontraksi Braxton Hicks
Waktu palpasi atau toucher Rahim yang lunak seolah-olah menjadi keras karena berkontraksi.
4)      Ballottement
Ballottement ini dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar maupun dengan jari yang melakukan pemeriksaan dalam.
5)      Meraba Bagian Anak
Dapat dilakukan kalau anak sudah agak besar, hanya kadang-kadang tumor yang dapat seperti myoma, fibroma, dan lain-lain dapat menyerupai bentuk anak.
6)      Pemeriksaan Biologis
Tidak dimasukkan tanda pasti karena keadaan lain dapat menimbulkan reaksi yang positif.
7)      Pembesaran Perut
Setelah bulan ke-III rahim dapat diraba dari luar dan mulai membesarkan perut.
8)      Keluarnya Colostrum


9)      Hyperpigmentasi Kulit
Hyperpigmentasi kulit seperti pada muka yang disebut cloasma gravidarum (topeng kehamilan), hyperpigmentasi areola dan papilla mammae, hyperpigmentasi linea alba (putih) yang menjadi linea nigrae (hitam).
10)  Tanda Chadwick
Adalah warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
11)  Adanya Aminorrea
Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, aminorrea menandakan kemungkinan kehamilan.
12)  Mual dan Muntah
13)  Ibu Merasa Pergerakan Anak
14)  Sering Kencing karena rahim yang membesar menekan pada kandung kencing.
15)  Perasaan dada berisi dan agak nyeri.
(Obstetri fisiologis: 2002)

2.3 Konsep Dasar Nutrisi Kehamilan
2.3.1 Pengertian Nutrisi Kehamilan
a.             Pengertian Nutrisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh ( Alimul Hidayat, 2006 ).
Gizi ( Nutrition ) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi (Supariasa, 2001).
b.      Pengertian Nutrisi Ibu Hamil
Nutrisi ibu hamil adalah makanan atau zat-zat gizi (baik makro dan mikro) yang dibutuhkan oleh seorang ibu yang sedang hamil baik pada trimester I, trimester II, dan trimester III dan harus cukup jumlah dan mutunya dan harus dipenuhi dari kebutuhan makan sehari-hari sehingga janin yang dikandungnya dapat tumbuh dengan baik serta tidak mengalami gangguan dan masalah (Alfita, 2008).
2. 3. 2 Nutrisi yang Dibutuhkan Ibu Hamil
Untuk proses pertumbuhan, janin memerlukan tenaga. Oleh karena itu, saat hamil, ibu memerlukan tambahan jumlah kalori. Sumber kalori utama adalah hidrat arang dan lemak. Bahan makanan yang banyak mengandung hidrat arang adalah golongan padi-padian (misalnya, beras dan jagung), golongan umbi-umbian (misalnya, ubi dan singkong), dan yang lain, misal, sagu. Selain sebagai sumber tenaga, bahan makanan yang tergolong padi-padian merupakan sumber protein, zat besi, fosfor, dan vitamin. Pada masa kehamilan trimester III,  nafsu makan meningkat sehingga ada kecenderungan wanita hamil lebih banyak makan.


Nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan menurut (Admin, 2010) antara lain:
1)      Protein
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian tubuh. Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan janin serta perkembangan payudara ibu, keperluan protein pada waktu hamil sangat meningkat. Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil mengakibatkan bayi akan lahir lebih kecil dari normal. Kekurangan tersebut juga mengakibatkan pembentukan air susu ibu dalam masa laktasi kurang sempurna.
Sumber zat protein yang berkualitas tinggi adalah susu. Susu merupakan minuman yang berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan wanita hamil terhadap zat gizi karena mengandung protein, kalsium, fosfor, vitamin A, serta vitamin BI dan B2. Sumber lain meliputi sumber protein hewani (misalnya, daging, ikan, unggas, telur, dan kerang) dan sumber protein nabati (misalnya, kacang-kacangan misalnya, kedelai, kacang tanah, dan kacang tolo) dan basil kacang-kacangan (misalnya, tahu dan tempe).
2)      Lemak
Lemak merupakan sumber kalori. Lemak penting untuk memperoleh jenis vitamin yang larut dalam lemak, misalnya vitamin A.
3)      Mineral
Selama proses pertumbuhan, sangat diperlukan berbagai mineral, misalnya kalsium dan fosfor untuk pertumbuhan tulang. Zat besi diperlukan untuk pembentukan darah.

4)      Kalsium Garam Kapur
Garam kapur bersama dengan garam fosfor diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi janin. Kekurangan garam kapur waktu hamil tidak akan mengganggu pertumbuhan tulang janin. Garam kapur yang diperlukan akan diperoleh dari tulang ibu. Dengan demikian, keadaan garam kapur ibu terkuras sehingga gigi ibu akan rusak dan tulangnya rapuh. Garam kapur banyak terdapat pada susu. Bahan makanan lainnya adalah teri kering, kacang-kacangan, daun melinjo, dan bayam.
5)      ZatBesi
Zat besi diperlukan untuk pembentukan darah. Pada saat hamil, keperluan zat besi sangat meningkat untuk pembentukan darah janin dan persediaan bayi selama masa laktasi (6 bulan sesudah dilahirkan). Persediaan ini diperlukan karena air susu ibu tidak mengandung garam besi. Zat besi diberikan untuk persediaan ibu sebagai cadangan untuk mengganti darah yang hilang pada waktu persalinan.
6)      Vitamin
Dalam berbagai proses tubuh, berbagai macam vitamin berperan penting dan merupakan zat yang mutlak diperlukan. Dalam proses pertumbuhan janin, kebutuhan terhadap zat vitamin selama hamil meningkat.
a.       Vitamin A
Vitamin A penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Vitamin A meningkatkan daya tahan terhadap infeksi dan diperlukan untuk pemeliharaan jaringan mata. Sumber vitamin A dari hewani adalah minyak ikan dan kuning telur, sedangkan dari nabati adalah wortel, sayur berdaun hijau, dan buah berwarna merah, misalnya tomat, pepaya.
b.      Vitamin B Kompleks
Vitamin B kompleks mengandung vitamin Bl, B2, B6, dan lain-lain. Untuk penyempurnaan pertumbuhan janin, vitamin B kompleks diperlukan. Vitamin Bl penting dalam pembakaran hidrat arang untuk menghasilkan tenaga dan penting untuk saraf. Kekurangan vitamin B1 menyebabkan sakit beri-beri. Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin B1 dari hewani adalah telur, ginjal, dan otak ikan, sedangkan dari nabati adalah beras tumbuk, kacang-kacangan, beras merah, dan sayur (misalnya, daun singkong dan daun kacang panjang).
c.       Vitamin C
Vitamin C berperan penting dalam memelihara jaringan tubuh, terutama selaput lendir. Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi. Kekurangan vitamin C mengakibatkan sariawan mulut dan usus. Bahan makanan yang mengandung vitamin C adalah buah berwarna kuning dan sayuran segar.
2. 3. 3 Makanan Yang Harus Dihindari Oleh Ibu Hamil
Makanan yang ada tidak semuanya aman dan baik untuk tubuh. Semakin majunya teknologi dan perkembangan zaman justru semakin banyak bahan tambahan makanan yang berbahaya. Zat warna, pengawet, dan penyedap makanan tidak semuanya aman bagi kesehatan termasuk kesehatan ibu yang sedang hamil. Logam berat seperti air raksa (Hg), timbal (Pb), Cadmium (Cd) sudah mencemari lingkungan kita.
Ibu yang sedang hamil tidak diperbolehkan untuk merokok karena rokok mengandung nikotin yang dapat menggangu perkembangan janin sehingga bayi yang lahir mempunyai berat badan yang rendah. Selain itu, nikotin dan senyawa racun lain yang terdapat pada rokok akan berpengaruh buruk kepada gen yang menyebabkan terjadinya mutasi gen. Mutasi gen menyebabkan gen menjadi cacat sehingga bayi yang lahir pun cacat. Bumbu masak, zat pewarna makanan, dan zat pengawet dapat berpengaruh buruk bagi bayi yang sedang dikandung. Minuman beralkohol juga tidak diperbolehkan untuk ibu hamil karena dapat menyebabkan bayi lahir dengan cacat, kepala kecil, mata, wajah, dan tulang tidak normal. Kopi tidak boleh diberikan kepada ibu hamil karena kopi dapat meningkatkan detak jantung dari janin (Alfita, 2008).
2. 3. 4 Akibat Kekurangan Nutrisi Selama Hamil, yaitu:
1.      Anemia
2.      Abortus
3.      Partus prematurus
4.      Inersia uteri
5.      Hemoragia post partum
6.      Sepsis Puerpularis
7.      BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
8.      Kelainan konginental
(Sarwono, 2005: 161)
2. 3. 5 Sedangkan Akibat Kelebihan Nutris Selama Hamil, yaitu:
1.      Preeklamsi
2.      Bayi terlalu besar
(Sarwono, 2005: 161)
2. 3. 6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
1.      Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2.      Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, dibeberapa daerah tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
3.      Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi. Misalnya, dibeberapa daerah terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja padahal makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik.

4.      Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.
5.      Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.
                                                            (Alimul Hidayat, 2006: 35)
2. 3. 7 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan nutrisi ibu hamil yaitu:
1.      Ibu harus makan teratur tiga kali sehari.
2.      Hidangan harus tersusun dari bahan makanan bergizi yang terdiri: makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan dan diusahakan minum susu 1 gelas setiap hari.
3.      Menggunakan aneka ragam makanan yang ada.
4.      Memilih berbagai macam bahan makanan yang segar.
Apabila terjadi gangguan masa kehamilan maka dapat diatur sebagai berikut :
a.       Pada Trisemester I :
Pada umur kehamilan 1-3 bulan kemungkinan terjadi penurunan berat badan. Hal ini disebabkan adanya gangguan pusing, mual bahkan muntah. Untuk itu dianjurkan porsi makanan kecil tetapi sering. Bentuk makanan kering atau tidak berkuah.
b.      Pada Trisemester II :
Nafsu makan ibu membaik, makan makanan yang diberikan: 3 x sehari ditambah 1 x makanan selingan. Hidangan lauk pauk hewani seperti: telur, ikan, daging, teri, hati sangat baik dan bermanfaat untuk menghindari kurang darah.
c.       Pada Trisemester III :
1.      Makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu.
2.      Bila ibu hamil mempunyai berat badan kelebihan, maka makanan pokok dan tepung-tepungan dikurangi, dan memperbanyak sayur-sayuran dan buah-buahan segar untuk menghindari sembelit.
(Sari, 2007)

2.4 Konsep Dasar Kenaikan Berat Badan Selama Hamil
2.4.1 Berat Badan Ibu Hamil       
Penimbangan berat badan pada umur kehamilan trimester I dan II bertujuan untuk mengetahui kenaikan berat badan ibu sebelum dan sesudah hamil. Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil, dihitung mulai trimester I sampai trimester III yang bekisar antara 9-13,5 kg. Penimbangan berat badan mulai trimester III bertujuan untuk mengetahui kenaikan berat badan setiap minggu. Kenaikan berat badan setiap minggu pada kehamilan triwulan III yang tergolong normal adalah 0,4-0,5 kg (G. A. Mandriwati, 2007: 33).

2.4.2 Peningkatan Berat Badan Normal Ibu Hamil
Perincian penambahan berat badan normal ibu hamil menurut Zulhaida Lubis, 2007 adalah:
Table 2. 1 Berikut ini adalah peningkatan berat badan normal ibu hamil
Usia Kehamilan
Kenaikan Berat Badan Normal Selama Hamil
Trimester I
1 kg – 2 kg
Per bulan setelah 3 bulan pertama
1,5 kg – 2 kg
Total kenaikan berat badan normal selama hamil
15 kg – 18 kg
Sumber : Ircham Machfod, 2005        
Perician proposi penambahan berat badan pada kehamilan menurut Nita (2004) adalah :
Tabel 2. 2 Penambahan berat badan Ibu selama hamil
Jaringan
Berat (gram)
Janin
3,1 kg
Plasenta
0,6 kg
Cairan amniotic
0,9 kg
Sub total
4,6 kg
Ibu

Uterus
0,9 kg
Payudara
0,45 kg
Tambahan volume darah
1,35 kg
Cairan jariangan
1,35 kg
Lemak
2 kg
Sub total
6,05 kg
TOTAL
10,65 kg
Sumber : Nita, 2004
Kenaikan berat badan ibu hamil dapat dipakai sebagai indeks untuk menentukan status gizi wanita hamil karena terdapat kesamaan dalam jumlah kenaikan berat badan di waktu ibu hamil pada semua ibu hamil (Paath, dkk, 2004).

2.4.3 Cara Mengukur Kenaikan Berat Badan
Kenaikan berat badan ibu selama hamil memberikan kontribusi yang sangat penting bagi proses dan output persalinan. Peningkatan berat badan yang adekuat akan memperkecil terjadi resiko Small Gestasional Age (SGA) atau preterm. Kebutuhan peningkatan berat badan untuk setiap wanita berbeda-beda. Selama kehamilan, diharapkan adanya peningkatan berat badan ibu sebesar :
1.      7 – 11,5 kg bagi mereka dengan berat badan > 65 kg saat mulai hamil
2.      12 – 15 kg bagi meraka dengan berat badan 45-65 kg saat mulai hamil
3.      12,5-18 kg bagi mereka dengan berat badan < 45 kg saat mulai hamil
(Wiku A.D.2007)
Faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan berat badan ditentukan oleh tinggi badan dan berat badan. Metode yang biasanya digunakan dalam menentukan kondisi berat badan dan tinggi badan adalah Body Massa Indeks (BMI)
Rumus Perhitungan BMI adalah sebagai berikut :
      Berat Badan (kg)
        Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

BMI dapat dikategorikan sebagai berikut :
1.      Kurang dari 9,8 adalah berat kurang atau rendah
2.      9,8 sampai dengan 26,0 normal
3.      26,0 sampai 29 adalah berat lebih atau tinggi
4.      Lebih dari 29 obesitas
Wanita dengan ketegori rendah, peningkatan berat badan idealnya saat hamil adalah 12,5 sampai 18 kg, sedangkan wanita dengan BMI normal, peningkatan berat badan saat hamil idealnya adalah 11,5 kg sampai 16 kg dan wanita dengan BMI yang lain, peningkatan 7 sampai dengan 11,5 kg.

2.4.4 Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil

1)      Satus Gizi Ibu Hamil
Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung (Pudjiadi, 2003). Selain itu gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Sebagai ukuran sekaligus pengawasan bagi kecukupan gizi ibu hamil bisa di lihat dari kenaikan berat badannya (Sitorus, 1999). Ibu yang kurus dan selama kehamilan disertai penambahan berat badan yang rendah atau turun sampai 10 kg, mempunyai resiko paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Sehingga ibu hamil harus mengalami kenaikan berat badan berkisar 11-12,5 Kg atau 20% dari berat badan sebelum hamil.
2)      Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk memeriksakan kehamilan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuannya adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat. Pemeriksaan antenatal dilakukan oleh dokter umum, bidan, perawat bidan dan dukun terlatih (Mochtar, 1998). Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui apabila terjadi gangguan/kelainan pada ibu hamil dan bayi yang dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan (Depkes RI, 2000). Walaupun pelayanan antenatal care selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnese, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus (sesuai resiko yang ada), namun dalam penerapan operasional dikenakan standar minimal 7 T.
3)      Penyakit Saat Kehamilan
Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir diantaranya adalah Diabetes mellitus (DM), cacar air, dan penyakit infeksi TORCH. Penyakit DM adalah suatu penyakit dimana badan tidak sanggup menggunakan gula sebagaimana mestinya, penyebabnya adalah pankreas tidak cukup produksi insulin/tidak dapat gunakan insulin yang ada. Akibat dari DM ini banyak macamnya diantaranya adalah bagi ibu hamil bisa mengalami keguguran, bayi lahir mati, bayi mati setelah lahir (kematian perinatal) karena bayi yang dilahirkan terlalu besar, menderita edem dan kelainan pada alat tubuh bayi (Sitorus, 1999).


4)      Sosial ekonomi
Faktor ekonomi dan sosial meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu hamil, kebersihan dan kesehatan lingkungan serta ketinggian tempat tinggal serta penggunaan Sarana Kesehatan yang berhubungan frekuensi pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC) (Sitorus, 1999).
2.4.5 Pengaruh Gizi yang Baik Selama Kehamilan
Villaveija, 2008 menekankan bahwa gizi yang baik selama masa kehamilan akan memberikan pengaruh yang baik pula terhadap ibu dan bayi yang akan dilahirkannya. Pengaruh gizi baik selama kehamilan terhadap ibu hamil meliputi :
1.      Proses kehamilan dan terjadi pesalinan yang normal
2.      Berkurangnya kemungkinan komplikasi selama kehamilan
3.      Berkurangnya insiden melahirkan secara prematur
4.      Berkurangnya insiden pengambilan jaringan tubuh ibu (depresi maternal)
5.      Berkurangnya insiden kesakitan dan kematian ketika hamil dan melahirkan
6.      Meningkatnya kemungkinan untuk sukses laktasi
2.4.6 Bahaya kenaikan berat badan yang berlebih pada ibu hamil meliputi:
1.      Bayi besar resiko kesulitan saat persalinan
2.      Pada kehamilan trimester III merupakan tanda bahaya kemungkinan terjadinya preeklamsia
3.      Bisa merupakan gejala penyakit diabetes militus pada ibu hamil


2.4.7  Sedangkan bahaya penurunan berat badan yang berlebih meliputi:
1.      Janin tidak berkembang
2.      Kurang gizi dan anemia sehingga mengalami kesulitan saat melahirkan
(G. A. Mandriwati, 2007)
Berat badan akan ditimbang setiap kunjungan pralahir. Kenaikan berat badan biasanya berlangsung lambat pada awal kehamilan dan meningkat cepat sewaktu bayi bertumbuh dan system plasenta berkembang untuk memenuhi kebutuhan bayi. Kenaikan berat badan ibu 1-2 kg pada akhir trimester I. Kenaikan berat badan yang berlebih dan mendadak atau penurunan berat badan dapat merupakan tanda dari penyakit atau masalah, atau tanda bahaya selama minggu-minggu terakhir (Simkin, 2007).
2.4.8  Cara Menjaga Berat Badan Saat Kehamilan
Untuk menjaga berat badan agar tetap dalam batas ideal dan normal, bisa mempertimbangkan 10 tip menurut ( Admin, 2010) adalah:
1.      Timbang berat badan setiap minggu
Setelah memasuki masa stabil, yaitu setelah hilngnya “ngidam” (setelah memasuki minggu ke-16), usahakan untuk menimbang berat badan secara teratur minimal 1 minggu sekali. Jangan lupa catat berat badan setiap kali menimbang. Dengan mengetahui kecenderungan pertambahaan berat badan yang kurang normal secara dini, akan mempermudah memulai tindakan pengontrolan selain itu ini akan sangat berguna kelak setelah persalinan untuk segera mengembalikan berat badan semula.
2.      Sebagai patokan umum, usahakan pertambahan berat tidak lebih dari 300 gram setiap minggu. Terutama setelah memasuki minggu ke- 20, pertambahan berat badan cenderung konstan setiap minggunya. Karena itu bila terjadi pertambahan yang lebih dari 500 gram sudah bisa dipastikan tidak normal. Untuk itu segera pelajari kembali pola makan atau kebiasaan yang mungkin bisa menyebabkan hal ini.
3.      Jaga pola makan yang teratur dan seimbang
Terutama setelah memasuki masa stabil, ada kecenderungan nafsu makan bertambah secara tiba-tiba. Sehingga diperlukan usaha ekstra untuk mengkontrol diri. Jangan biasakan diri terbiasa memakan camilan terus-menerus. Serta perhatikan pola makan yang teratur, yaitu makan 3 kali sehari secara teratur diwaktu yang sama setiap harinya. Juga perhatikan jenis makanan yang dikonsumsi, apakah cukup bervariasi dan tidak terlalu banyak jenis-jenis tertentu. Kalau perlu buat menu untuk satu minggu.
4.      Makan dengan tenang dan dikunyah dengan baik
Akibat nafsu makan yang besar ada kencenderungan makan dengan cepat dan tanpa dikunyah dengan baik. Ini mengakibatkan naiknya kadar gula darah, sehingga memperlambat pengiriman sinyal kenyang. Akibatnya, rasa kenyang datang terlambat dan terlanjur makan berlebih. Lebih lanjut rasa puas setelah makan tidak diperoleh.
5.      Hindari makanan 3 jam sebelum tidur
Makanan yang dikonsumsi beberapa saat sebelum tidur akan diserap dan disimpan di lemak bagian bawah kulit, sehingga menyebabkan kegemukan.
6.      Kurangi konsumsi gula, lemak, dan garam
Penyebab utama berat badan berlebihan selama kehamilan adalah akibat konsumsi kalori berlebihan. Untuk itu aneka makanan yang berlemak atau manis-manis sebaiknya dikurangi. Juga perlu diperhatikan konsumsi garam, karena ini mendorong konsumsi nasi serta penyebab utama pembengkakan.
7.      Catat makanan yang dikonsumsi setiap hari
Kontrol berat badan dimulai dari jumlah makanan yang dikonsumsi setiap hari. Dengan demikian catatan kecil akan makanan yang dikonsumsi minggu terakhir misalnya akan mempermudah anda untuk mengetahui penyebab berat yang tidak normal.
8.      Penyebab utama kegemukan
Aneka camilan maupun makanan luar umumnya mengandung kalori tinggi, gizi tidak berimbang dan kandungan garamnya tinggi. Semua ini merupakan hal-hal utama yang perlu dikurangi selama masa kehamilan. Tentu saja bukan berarti harus dihindari secara total, namun perlu dikombinasi dengan makanan di rumah agar diperoleh gizi yang seimbang.
9.      Gerakkan badan meski terasa berat
Lakukan pekerjaan rumah yang memungkinkan seperti biasa, seperti menyapu, mencuci piring, dan sebagainya. Juga baik melakukan jalan-jalan. Meski badan terasa barat dengan semakin besarnya perut, bukan hanya berbaring atau duduk-duduk saja. Selama tidak ada larangan dokter, lakukan gerakan dan kegiatan seperti biasa meski tetap dengan penuh kehati-hatian. Selain mencegah kegemukan, ini juga menyegarkan badan serta untuk berganti suasana.
10.  Hilangkan anggapan harus makan untuk 2 orang
Meski hamil dan mengandung bayi, bukan berarti makan jatah 2 orang. Ini malah cenderung potensial menyebabkan kegemukan, dan malah bisa menyulitkan proses persalinan. Lebih dari jumlah makanan, yang perlu diperhatikan adalah mutu makanan, terutama usahakan konsumsi makanan dengan kandungan protein, zat besi, dan kalsium yang tinggi.




2.5     Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan model konseptual yang berkaitan  dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau  menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Alimul Hidayat, 2008: 37).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan:
-    Pendidikan
-    Usia
-    Pekerjaan
-    Informasi
-    Pengalaman
-    Lingkungan
-    Sosial ekonomi
-    Sosial budaya

Faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan berat badan:
-    Status gizi ibu hamil
-    Pemeriksaan kehamilan
-    Penyakit saat kehamilan
-    Sosial ekonomi






                                                           
Pengetahuan ibu tentang nutrisi kehamilan, meliputi:
1.      Pengertian nutrisi kehamilan
2.      Nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil
3.      Makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil
4.      Akibat kekurangan nutrisi selama hamil
5.      Akibat kelebihan nutrisi selama hamil
6.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi ibu hamil
7.      Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan nutrisi ibu hamil



Kenaikan berat badan ibu hamil






 





 

Tidak normal

Normal









Baik
76-100%

 

Cukup
56-75%
 

Kurang
<56%

 
 



Keterangan:
                           : Diteliti

     : Tidak diteliti
     : Hubungan
 Gambar 2.1   Kerangka konseptual hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III tentang nutrisi kehamilan dengan kenaikan berat badan di BPS Ny. Retno Pudyowati, Amd. Keb Desa Kenanten Kec. Puri Kab. Mojokerto


 
 


2.6     Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian (Nursalam, 2008: 56).
Hipotesis pada penelitian ini adalah
H1 : Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III tentang nutrisi kehamilan dengan kenaikan berat badan.


















BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Alimul Hidayat, 2007: 25).
Dalam penelitian ini, penelitian yang digunakan adalah analitik. Survey analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi ( Notoatmodjo, 2005: 145).
Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran / observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada suatu saat ( Nursalam, 2008: 83).