Senin, 29 November 2010

makalah urine 2010

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Semua tidak akan sempurna apabila kesehatan seseorang terganggu. Gangguan kesehatan dapat menghambat segala aktivitas manusia. Oleh sebab itu penting bagi seseorang untuk menjaga kesehatan. Bukan hanya satu organ tubuh saja yang perlu dijaga namun keseluruhan. Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti sering mendengar istilah urin. Bukan hanya mendengar namun kita selalu menemui dan melakukan pembuangan urin atau metabolisme tubuh melalui urin yang biasa kita sebut buang air kecil ( BAK ). Buang air kecil merupakan suatu hal yang normal namun kenormalan tersebut dapat menjadi tidak normal apabila urin yang kita keluarkan tidak seperti biasanya. Mengalami perubahan warna misalnya. Atau merasakan nyeri saat melakukan proses buang air kecil. Dari contoh tersebut tentu saja terdapat sebab mengapa hal itu dapat terjadi. Jika hal itu terjadi maka yang perlu kita lakukan adalah dengan cara melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan pada urin dapat menentukan penyakit apa yang sedang diderita oleh seeorang. Oleh sebab itu dalam makalah ini kami akan membahas bagaimana proses pemeriksaan urin, alat-alat yang digunakan dan apa saja kegunaan urin dalam menentukan diagnosa suatu penyakit.


1.2 Tujuan penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mempelajari dan memahami bagaimanakah seluk beluk dari urine dan cara pemeriksaannya .
1.3 Rumusan masalah.
• Bagaimanakah definisi urin ?
• Apa saja komposisi urin ?
• Apakah fungsi dan kegunaan urin ?
• Bagaimanakah ciri-ciri urin yang tidak sehat ?
• Bagaimana cara pemeriksaan urin ?
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat yang kami harapkan dari pembahasan makalah ini adalah bagi penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang cara pemeriksaan urin. Dan kami juga berharap bahwa makalah ini dapat dijadikan sebagai ilmu penunjang untuk mahasiswa





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Urin
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
2.2 Komposisi Urin
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis.
Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
2.3 Fungsi dan Kegunaan Urin
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.
Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat.
2.4 Kegunaan Lain Urin
Seorang Doktor sedang bereksperimen menggunakan urin. Dukun Aztec menggunakan urin untuk membasuh luka luar sebagai pencegah infeksi dan diminum untuk meredakan sakit lambung dan usus. Bangsa Romawi Kuno menggunakan urin sebagai pemutih pakaian. Di Siberia, orang Kroyak meminum urin orang yang telah mengkonsumsi fly agaric (sejenis jamur beracun yang menyebabkan halusinasi bahkan kematian) atau sejenisnya untuk berkomunikasi dengan roh halus.
Dahulu di Jepang, urin dijual untuk dibuat menjadi pupuk.Penggunaan urin sebagai obat telah dilakukan oleh banyak orang, diantara mereka adalah Mohandas Gandhi, Jim Morrison, dan Steve McQueen. Menurut ahli urinoterapis (Dr. Iwan T. Budiarso , DVM, MSc, Phd, APU) urin mengandung mineral, vitamin, enzim, hormon, asam amino, antibodi, antigen, allergen, garam dan nutrien lainnya.
Sejauh ini, ada sepuluh hipotesa cara kerja terapi auto urin:
• Pertama, penyerapan dan penggunaan kembali nutrien.
• Kedua, penyerapan kembali hormon. Misalnya, kortikosteroid yang dapat mencegah infeksi, rematik dan asma. Atau, melationin sebagai obat penenang dan anti kanker.
• Ketiga, penyerapan kembali enzim.
• Keempat, penyerapan kembali urea. Urin mengandung 25-30 gram urea per hari. Urea yang diserap akan diubah menjadi asam amino.
• Kelima, memberi efek kekebalan.
• Keenam, memberi efek bakterisida dan virusida.
• Ketujuh, sebagai terapi garam yang berguna untuk memperlancar metabolisme, menyingkirkan kelebihan gula darah, dan mengeluarkan zat-zat toksik dari cairan dan jaringan tubuh.
• Kedelapan, memberi efek diuretika, yakni untuk menstimuler ginjal, meningkatkan produksi air seni, membersihkan ginjal serta ‘mencuci’ gula darah dan zat-zat toksik.
• Kesembilan, sebagai gambar hologram. Biofeedback-nya memberikan gambaran keadaan tubuh. Meminum urin akan mengoreksi dan memulihkan keseimbangan fisiologi tubuh yang terganggu penyakit.
• Dan, kesepuluh, memberi efek psikologis. Terapi ini dianggap sebagai penyembuhan dari dalam tubuh secara mekanistik dan holistik pada tingkat energi.
Berdasarkan penelitian di dunia barat sendiri, di dalam urin terkandung zat anti-neoplasma (anti keganasan) sehingga berguna untuk pengobatan kanker selain itu terdapat pula zat dehydroepiandrosterone (DHEA) dalam jumlah cukup banyak yang mempunyai efek anti-penuaan, anti-kanker, dan anti-kegemukan.
Terapi auto urin ini memang masih mengundang pro dan kontra, terutama pandangan air seni itu kotor dan harus dibuang tetapi terlepas dari itu, terapi ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengobatan alternatif bila pengobatan secara medis tidak berhasil.
2.5 Urin yang Tidak Sehat
Ketika kita sedang buang air kecil, mungkin kita akan menemukan warna air seni yang tampak tidak wajar, dibawah ini terdapat informasi warna air seni yang tidak wajar dan penyebabnya :
• Merah muda, merah atau kecoklatan penyebabnya mungkin terdapat darah dalam air seni yang diakibatkan infeksi, peradangan atau suatu pertumbuhan pada saluran kemih. Namun, bahan pewarna makanan juga bisa muncul dalam air seni dan menimbulkan perubahan warna.
• Kuning gelap atau oranye penyebabnya jika kekurangan air minum, air seni akan menjadi lebih pekat dan warnanya menjadi lebih gelap. Kekurangan cairan karena diare, muntah atau banyak berkeringat, dapat membuat air seni lebih pekat dari biasanya.
• Cokelat bening dan gelap penyebabnya penyakit kuning akibat gangguan pada hati atau empedu (hepatitis) adalah salah satu kemungkinan, terutama bila kotoran tinja menjadi pucat, warna kulit serta putih mata menjadi kekuningan.
• Hijau atau biru penyebabnya hampir pasti akibat bahan pewarna pada makanan atau obat, jadi tidak perlu cemas sebab warna tersebut akan hilang tanpa akibat membahayakan.
2.6 Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau spesimen urine.adapun pemeriksaannya dapat dilakukan antara lain:
• Asam urat
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi berbagai kelainan pada penyakit ginjal, eklamsia, keracunan timah hitam, leukimia dengan diet tinggi purin, ulseratif kolitis , dll.
Cara pemeriksaannya:
a. Tampung urine 24 jam dan masukkan kedalam botol atau tabung.
b. Berikan label nama dan tanggal pengambilan.
• Protein
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya protein dalam urine.
Cara pemeriksaannya:
a. Dua tabung reaksi A & B diisi urine 2cc
b. Tabung A+8 tetes asam sulfosalisilat 20 % digoyang secara perlahan agar tercampur.
c. Kekeruhan dilihat dengan latar belakang gelap, bandingkan dengan tabung B
d. Jika tidak ada keruh : negatif
Jika kekeruhan ringan tanpa butiran : positif 1
Jika kekeruhan dengan butiran : positif 2
Jika kekeruhan dengan kepingan : positif 3
Jika kekeruhan dengan gumpalan : positif 4
• Glukosa
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan adanya glukosa dalam urine.
Cara pemeriksaannya :
a. Masukkan 2,5cc reagen benedict ke dalam tabung reaksi
b. Tambahkan urine 4 tetes
c. Panaskan dalam air mendidih selama 5 menit atau dengan api spiritus selama 2 menit, jaga jangan sampai mendidih
d. Angkat tabung dan baca hasilnya.
Warna tetap biru atau hijau : negatif
Warna hijau kekuningan keruh : positif 1
Warna kuning keruh : positif 2
Warna jingga atau lumpur keruh : positif 3
Warna merah bata keruh : positif 4
• Bilirubin
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu, penyakit hepar, kanker hepar, dll.
Cara pemeriksaannya:
a. Menggunakan ictotet ataun tablet bili-labstex untuk pemeriksaan bilirobiuria.
b. Teteskan urine kurang lebih 5 tetes pada tempat pemeriksaan asbestos-selulosa.
c. Masukkan tablet dan tambahkan 2 tetes air.
d. Hasil positif jika warna biru atau ungu.dan hasil negatif jika berwarna merah.
• Human chorionic gonadotropin(HCG)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan karena HCG adalah hormon yang diproduksi oleh placenta.
Cara pemeriksaannya:
a. Anjurkan puasa 8 sampai 12 jam cairan
b. Ambil urine 60ml,kemudian lakukan pengumpulan selama 24 jam.
c. Berikan label nama dan tanggal.
Adapun pemeriksaan lain yang menggunakan spesimen urine antara lain pemeriksaan urobilinogen untuk menentukan kadar kerusakan hepar, penyakit hemolisis, dan infeksi berat; pemeriksaan urinealisis digunakan untuk menentukan adanya berat jenis, kadar glukosa, keton, dll. Pemeriksaan kadar protein dalam urine untuk menentukan kadar kerusakan glomerulus;pemeriksaan pregnadion dalam urine untuk menetukan adanya gangguan dalam menstruasi dan menilai adanya ovulasi.
2.7 Persiapan Pemeriksaan Diagnostik
Hasil dari suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnos, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Terdapat faktor yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :
• Pra instrumentasi
Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan dokter. Hal ini karena tanpa kerjasama yang baik akan mengganggu atau mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Yang termasuk dalam tahapan pra instrument meliputi :
a. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir
b. Persiapan penderita
1) Puasa
2) Obat
3) Waktu pengambilan
4) Posisi pengambilan
Pemeriksaan Urin
Tujuan : -Untuk menafsirkan proses-proses metabolisme
-Untuk mengetahui kadar gula pada pasien
1) Persiapan Alat
1. Formulir khusus untuk pemeriksaan urin
2. Urin
3. Wadah urin dengan tutupnya
4. Handscoon
5. Kertas etiket
6. Bengkok
7. Buku ekspedisi untuk pemeriksaan laboratorium


2.7.1 Pemeriksaan Reduksi Urin dengan Metode Fehling
Tujuan : Untuk menentukan kadar gula dalam urin sehingga dapat diambil diagnosa.
Cara kerja :
1) Persiapan alat :
1. Handschoon
2. Celemek
3. Fehling A dan Fehling B
4. Tabung reaksi dalam raknya
5. Kertas saring dan corong
6. Tabung reaksi
7. Spuit 3 cc sebanyak 3 buah
8. Lampu spirtus
9. Larutan klorin 0, 5 %
10. Korek api
2) Persiapan Pasien
Pasien diminta untuk kencing dan urin ditampung pada wadah yang telah disiapkan.
3) Persiapan Petugas
1. Mencuci tangan dan lap kering
2. Memakai handscoon

4) Prosedur Tindakan
1. Saring urin dengan kertas saring menggunakan corong ke dalam tebung reaksi.
2. Denagn spuit masukkan ke dalam tabung reaksi urin fehling A : fehling B (6: 3 : 3).
3. Panaskan tabung reaksi yang berisi campuran urin fehling A dan fehling B denagn menggunakan penjepit di atas lampu spirtus.
4. Pegang miring dan goyangkan agar panas merata dan tidak meluap keluar.
5. Setelah mendidih diamkan sebentar dan lihat hasilnya :
- Hijau = negative
- Kuning = +
- Oranye = ++
- Coklat atau merah bata = +++
5) Tulis Hasilnya
1. Bersihkan dan rapikan alat
2. Masukkan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 % dan lepas terbalik
3. Cuci tangan dan lap kerin
2.7.2 Pemeriksaan Albumin Urin
Tujuan : Untuk mengetahui kadar protein pada urin
1) Persiapan Alat
1. Asam asetat 6% dan pipet
2. Tabung reaksi dan raknya
3. Penjepit tabung reaksi
4. Kertas saring dan corong
5. Lampu spirtus
6. Larutan klorin
7. Sarung tangan
8. Bengkok
2) Persiapan Pasien
1. Pasien diminta BAK dan urin ditampung
2. Jelaskan tujuan pemeriksaan
3. Beri etiket padaurin
4. Persiapan petugas
5. Mencuci tangan
6. Memakai sarung tangan
3) Prosedur Tindakan
1. Saring urin dengan kertas saring atau corong
2. Urin dituangkan ke dalam 2 tabung reaksi masing-masing 5 cc
3. Tabung 1 dipanaskan diatas lampu spirtus dengan posisi miring dan digoyangkan sampai mendidih
4. Perhatikan adakekeruhan atau tidak, bandingkan dengan tabung 2 ( tabung pembanding )
5. Kemudian tetesi urin yang sudah dipanaskan dengan asam asetat 6 % 2-3 tetes, lalu panaskan kembali
6. Amati apakah ada perubahan :
a. Urin jernih = negative
b. Urin keruh = +
c. Kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan halus = ++
d. Kekeruhan mudah dilihat dan endapan terlihat lebih jelas = +++
e. Urin sangat keruh disertai endapan menggumpal = ++++
4) Catat hasilnya
1. Bersihkan dan rapikan alat
2. Masukkan tangan ke dalam larutan klorin dan buka sarung tangan secara terbalik
3. Cuci tangan












BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Komposisi urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Adapun urin yang tidak sehat dapat dilihat dari warnanya :
• Merah muda, merah atau kecoklatan penyebabnya mungkin terdapat darah dalam air seni yang diakibatkan infeksi, peradangan atau suatu pertumbuhan pada saluran kemih. Namun, bahan pewarna makanan juga bisa muncul dalam air seni dan menimbulkan perubahan warna.
• Kuning gelap atau oranye penyebabnya jika kekurangan air minum, air seni akan menjadi lebih pekat dan warnanya menjadi lebih gelap. Kekurangan cairan karena diare, muntah atau banyak berkeringat, dapat membuat air seni lebih pekat dari biasanya.
• Cokelat bening dan gelap penyebabnya penyakit kuning akibat gangguan pada hati atau empedu (hepatitis) adalah salah satu kemungkinan, terutama bila kotoran tinja menjadi pucat, warna kulit serta putih mata menjadi kekuningan.
• Hijau atau biru penyebabnya hampir pasti akibat bahan pewarna pada makanan atau obat, jadi tidak perlu cemas sebab warna tersebut akan hilang tanpa akibat membahayakan.

2.8 Kritik dan Saran
Tak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini demikian pula makalah yang kami buat. Kami menyadari masih banyak kekurangan pada makalah yang kami buat ini. Oleh sebab itu kami mengharapkan dan membuka lebar kritik maupun saran yang membangun dari para pembaca untuk kemajuan dan sempurnanya makalah kami. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca terutama para mahasiswa kebidanan.









DAFTAR PUSTAKA

Uliyah, Musrifatul dan Alimul, Aziz. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Ambarwati, Eny Retna dan Sunarsih, Tri. 2009. KDPK Kebidanan : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Nuha Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar