Jumat, 12 November 2010

Manfaat Menangis Buat Kesehatan

7 Manfaat Menangis Buat Kesehatan

Manfaat Menangis Buat Kesehatan
Menangis ternyata ada manfaatnya loh? Kalo kelamaan menangis emang bisa bikin mata merah en bengkak. Tapi menangis dan mengeluarkan air mata juga bisa jadi obat ajaib yang berguna buat kesehatan tubuh dan pikiran. Masa seh? berikut 7 manfaat menangis buat kesehatan.
Ada beberapa alasan manusia untuk menangis:
1. Menangis karena kasih sayang dan kelembutan hati.
2. Menangis karena rasa takut.
3. Menangis karena cinta.
4. Menangis karena gembira.
5. Menangis karena menghadapi penderitaan.
6. Menangis karena terlalu sedih.
7. Menangis karena terasa hina dan lemah.
8. Menangis karena mengikut-ikut orang menangis.
9. Menangis untuk mendapat belas kasihan orang.
10. Menangis orang munafik == pura-pura menangis.
Berikut 7 manfaat menangis untuk kesehatan yang bisa kamu dapatkan setelah menangis dan mengeluarkan air mata.
1. Membantu penglihatan
Air mata ternyata membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya mata itu sendiri. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.
2. Membunuh bakteri
Tak perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan “lisozom” yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-2 yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-2 yang mengandung bakteri, hanya dalam 5 menit.
3. Meningkatkan mood
Seseorang yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, mood seseorang akan terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung 24 persen protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.
4. Mengeluarkan racun
Seorang ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa studi tentang air mata dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun.
Tapi jangan salah, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya lewat mata.
5. Mengurangi stres
Bagaimana menangis bisa mengurangi stres ? Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu “endorphin leucine-enkaphalin” dan “prolactin.”
Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-2 yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi.
6. Membangun komunitas
Selain baik untuk kesehatan fisik, menangis juga bisa membantu seseorang membangun sebuah komunitas. Biasanya seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya di depan teman-2′nya atau seseorang yang bisa memberikan dukungan, dan hal ini bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan juga bersosialisasi.
7. Melegakan perasaan
Semua orang rasanya merasa demikian. Meskipun kamu didera berbagai macam masalah dan cobaan, namun setelah menangis biasanya akan muncul perasaan lega.
Setelah menangis, sistem limbik, otak dan jantung akan menjadi lancar, dan hal itu membuat seseorang merasa lebih baik dan lega. Keluarkanlah masalah di pikiranmu lewat menangis, jangan dipendam karena kamu bisa menangis meledak-ledak.

Arti Menangis dan Manfaat Air Mata
• Penulis : Nia
• October 28, 2009 at 03:57
Menangislah, jika itu melegakan perasaan, walau tangisan tak mengubah suratan.
Menangis bukan sekedar pelampiasan perasaan. Menangis merupakan reaksi atas tersentuhnya hati oleh sebuah kejadian. Arti air mata yang tercurah saat menangis merupakan ungkapan perasaan atas kebahagiaan, kekecewaan juga kesedihan. Tangis adalah anugerah bagi hidup dan hati agar senantiasa menyadari fitrah kemanusiaan yang begitu indah, tetapi lemah dan tak berdaya atas kuasa Yang Maha Perkasa. Menjadi refleksi ketiadaan juga keterbatasan, tiada yang sempurna di dunia dan tak ada keabadiaan atas fana, semua yang bernyawa akan binasa. Lalu, mengapa kita menangis? Adakah manfaat air mata kita?
Menangis sudah menjadi identitas manusia sejak dilahirkan, bahkan bagi bayi, menangis dapat disimbolkan sebagai pemberitahuan bahwa ada masalah pada bayi, mungkin merasa sakit atau tidak nyaman. Menangis menjadi hal pertama yang bisa dilakukan generasi Adam dan Hawa di bumi ini. Sebelum bisa bicara, sebelum mampu tertawa, sebelum siap berjalan, tangis itu sudah ada pada diri tiap manusia. Tanpa diajarkan pun, semua bayi, semua anak, semua manusia bisa menangis karena tangis merupakan fitrah yang melekat pada kemanusiaan. Tangis merupakan bentuk kepekaan yang bisa menjadi alat pendeteksi perasaan seseorang. Ketika menangis, biarkan menangis, jangan dipendam. Menangis bukanlah kesalahan yang harus dihakimi. Menangis itu kebebasan jiwa untuk mengungkapakan perasaan yang tersimpan, yang tersisa dan terbiar di dasar keinginan.
Terlepas dari berbagai alasan yang melatarbelakangi tangisan, aktivitas mengeluarkan air mata ini ternyata memberikan manfaat, baik secara psikologis, sosial, medis maupun spiritual. Hal ini didasarkan pada beberapa penelitian para ilmuwan yang mengaitkan aktivitas menangis dengan efek psikologis dan medis.
Secara psikologis, menangis mampu membuat perasaan menjadi lebih baik, nyaman, dan tenang karena tangisan dapat membantu menyingkirkan kimiawi stres dalam tubuh. Berkaitan dengan ini, ada 4 manfaat menangis.
1. Meningkatkan mood
Menangis bisa menurunkan tingkat depresi seseorang. Dengan menangis, mood akan terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena luapan perasaan atau emosi mengandung 24% protein albumin yang bermanfaat dalam mengatur kembali sistem metabolisme tubuh. Air mata tipe ini jelas lebih baik dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.
2. Mengurangi stress
Penelitian menyatakan bahwa air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu endorphin leucine-enkaphalin dan prolactin.
3. Melegakan perasaan
Sepertinya, setiap orang merasakan hal ini setelah menangis. Setelah menangis, berbagai masalah dan cobaan yang mendera, kekesalan dan amarah yang menyesak, serta goresan sakit hati biasanya berkurang dan muncullah perasaan lega.
Perasaan lega yang dialami seseorang setelah menangis muncul karena sistem limbik, otak dan jantung menjadi lancar. Karena itu, keluarkanlah masalah di pikiran dengan menangis, jangan dipendam karena bisa menjadi tangisan yang meledak-ledak. Malu menagis sesak di dada, tertahan menjadi ganjalan perasaan yang sewaktu-waktu bisa memporakporandakan pertahanan jiwa, rasa bahkan raga.
4. Menjadi penghalang agresivitas
Orang yang sedang memuncak tingkat emosinya, meletup amarahnya biasanya akan berlaku dan bersikap lebih agresif bahkan bisa berdampak destruktif. Emosi yang diluapkan dengan menangis mampu menjadi penghalang agresivitas. Seperti yang diungkapkan Oren Hasson, seorang ilmuwan dari Univesitas Tel Aviv, Israel, bahwa dengan air mata, seseorang sebenarnya tengah menurunkan mekanisme pertahanan dirinya dan memberikan simbol dirinya tengah menyerah.
Pernyataan Orren Hasson mengenai turunnya agresivitas seseorang dengan menagis bisa memberikan sebuah kausalitas terhadap keberadaan dan hubungan seseorang secara sosial. Menangis bisa membantu seseorang membangun sebuah komunitas. Biasanya seseorang menangis setelah menceritakan masalahnya kepada teman-temannya atau seseorang yang bisa memberikan dukungan, dan hal ini bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan juga bersosialisasi. Dengan demikian, hubungan sosial bisa menjadi lebih dekat, sehingga mampu memupuk persahabatan yang lebih langgeng. Dalam hubungan kelompok seperti persahabatan atau pertemanan, menangis bisa dianggap sebagai bentuk keterpaduan antara satu dengan lainnya. Bahkan ada beberapa kasus yang mengidentifikasikan bahwa menangis bisa menimbulkan empati seorang musuh untuk tidak menyerang lawannya. Air mata bisa menjadi senjata yang meluruhkan amarah dan kebencian bahkan mungkin peperangan (tentunya bukan air mata buaya!). Karena alasan inilah maka banyak jiwa yang luluh karena tangisan, tersentuh, tergugah bahkan terbelenggu tangisan seseorang..
Meski demikian, menangis tidak akan selalu manjur dalam beberapa kondisi. Oleh sebab itu dalam beberapa kesempatan menangis justru tak dapat memberikan dampak seperti yang diperkirakan. Bahkan sebaiknya dihindari. Dalam bekerja misalnya, aktifitas menangis bahkan sebaiknya tak perlu ditampakkan. Mungkin dalam bekerja menangis justru akan ditanggapi sebagai bentuk kelemahan dan sifat menyerah yang sangat dijauhi dalam dunia kerja. Tapi mungkin tak berlaku untuk profesi yang menuntut empati
Dari segi medis, kegiatan mengundang dan mencurahkan air mata ini memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, khususnya mata. Manfaat tersebut sebagaimana dikutif dari Beliefnet di antaranya :
1. Membantu penglihatan. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.
2. Membunuh bakteri. Air mata berfungsi sebagai antibakteri alami. Tanpa obat tetes mata, sebenarnya mata sudah mempunyai proteksi sendiri. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90-95 % bakteri yang tertinggal hanya dalam 5 menit. Misalnya, bakteri yang terserap dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin, serta tempat-tempat yang mengandung bakteri.
3. Mengeluarkan racun. William Frey, seorang ahli biokimia yang telah melakukan beberapa studi tentang air mata menyatakan bahwa air mata yang keluar saat menangis karena faktor emosional ternyata mengandung racun. Jadi, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa racun dari dalam tubuh terbawa dan dikeluarkan melalui mata.
4. Membantu melawan penyakit. Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi. Bagaimanapun, perasaan tertekan dan tersakiti bisa membuat seseorang stres. Endapan stres yang terpendam dengan menahan tangisan inilah yang sering menimbulkan gejala tekanan darah tinggi dan penyakit lainnya yang dipicu oleh stres.
Menangis tak selalu identik dengan sosok perempuan. Setiap raga yang memiliki jiwa pasti pernah menangis, setidaknya menangis dalam hati, menangis ketika masih bayi, dan menangis di hadapan Tuhan. Tangisan tidak selalu berarti kerapuhan, kecengengan atau kelemahan seseorang. Jika tangisan bisa melemahkan seseorang, tangisan pun bisa menguatkan ketegaran seseorang untuk berjuang. Dalam kepasrahan yang dalam, tangisan mampu mengembalikan kesadaran seseorang kan fitrahnya sebagai manusia dan hamba Yang Maha Sempurna, sehingga tangisan mampu melarutkan sebuah jiwa dalam doa yang khusyuk, taubat yang sesungguhnya hingga totalitas penyerahan diri kepada Tuhan.. Ini yang disebut tangisan spiritual.Tangisan ini yang senantiasa dicurahkan oleh para Utusan Tuhan serta kaum yang beriman. Menjadi pengantar kesadaran akan ketidakberdayaan, kelemahan dan kelalaian dalam menghamba. Menjadi penutur sujud, penyerahan dan kepasrahan dalam taubat demi mengharap maaf Yang Maha Pemaaf..Ketika Adam dan Hawa diturunkan ke bumi secara terpisah mereka menangis. Tangis taubat sepasang insan ini merupakan refleksi kesadaran dan realisasi sesal atas dosa yang telah mereka lakukan. Robbana Ya Robbana dzolamna anfusana waillam tagfir lana watarhamna lana kunanna minal khosirin. Mereka pun kembali menangis saat dipertemukan dan dipersatukan kembali oleh Yang Maha Pengampun untuk melahirkan generasi manusia. Tangis bahagia mereka menjadi ungkapan rasa syukur atas kebesaran-Nya.
Kita sering menangis ketika hati terluka, curhat__mengadukan sejuta masalah, meminta selaksa kemudahan, memohon segudang rezeki dalam hidup kita atau sekedar menyatakan ketidakmampuan menghadapi cobaan hidup kepada Yang Maha Hiidup. Setelah mengadukan semua kepada-Nya, ada setitik tenang dalam hati, setetes spirit untuk kembali memberdayakan ikhtiar hidup di atas keyakinan akan pertolongan-Nya. Doa, dzikir dan air mata mampu menutrisi hati untuk kembali menafaskan-Nya. Di sanalah fitrah itu berkarya, menumbuhkan rasa sakit, menyisipkan luka dan kecewa, memekarkan kebahagiaan, dalam sebuah tangisan yang bermakna agar kita menyadari eksistensi dan kekuasaan Yang Maha Kuasa. Karena itu, menangis yang utama ialah menangis karena dosa, dan tangis yang sempurna adalah tangisan demi Yang Maha Cinta.
Tuhan tidak pernah menghakimi makhluk-Nya. Segala derita dan kemelut masalah bukan karena kehendak dan takdir semata, melainkan karena perbuatan kita sendiri. Maka, jangan menghakimi sebuah tangisan dan bijaklah menghadapi tangisan karena kita tak pernah benar-benar tahu dalamnya rasa hati seseorang. Biarkan menangis. Jika tak mampu meredakan, diamlah. Bila tak ingin menyaksikan, tinggalkan sejenak hingga ia menemukan ruang yang tenang. Mungkin ia butuh waktu untuk meluapkan perasaan. Mungkin juga butuh jeda untuk berdamai dengan perasaan dan kenyataan hingga ia mampu untuk mengungkapkan alasan (karena manusia senantiasa mempertanyakan alasan). Itulah bentuk apresiasi atas tangisan, tak perlu selalu dengan kata-kata karena di suatu keadaan sikap dan perlakuan lebih menunjukkan pengertian dan penghargaan. Hidup dan para pemeran cerita kehidupan butuh apresiasi karena dengan mengapresiasi kehidupan kita akan menemukan makna hidup. Memberi apresiasi yang pantas untuk sebuah tangisan pun merupakan wujud memahami dan mengerti hati orang-orang yang kita cintai.
Menangislah, tapi jangan menangisi untuk mempertanyakan keadilan Tuhan dalam ekspresi ratapan, serta reaksi ketidakyakinan atas kebesaran Yang Maha Besar. Dengan atau tanpa air mata, tangis tetaplah tangis yang mengekspresikan perasaan atas kenyataan, atas keadaan. (Nia Hidayati) referensi : www.lintasberita.com; kotametropolis.com





Arti Menangis bagi Penderita Reflex Anoxic Seizure (RAS)
• Penulis : Nia
• January 17, 2010 at 07:12
Menangis merupakan fitrah yang melekat pada diri manusia, bahkan bagi para balita menangis merupakan pertanda kebutuhan, bisa rasa lapar, takut atau butuh perlindungan dan dekapan kasih sayang orang tuanya. Meskipun tangisan tidak serta merta mengubah suratan, setidaknya menangis bisa melampiaskan emosi dan melegakan perasaan. Namun, di balik manfaatnya itu, menangis memiliki arti lain bagi para penderita Reflex Anoxic Seizure (RAS). Arti menangis bagi mereka adalah bisa memicu dan menyebabkan kematian, sehingga menangis merupakan keadaan yang harus dihindari untuk bisa bertahan hidup.
Duh, dramatis sekali ya? Mengapa bisa terjadi demikian? Kita simak kisah nyata berikut berkaitan dengan arti menangis dan sekelumit penjelasan mengenai Reflex Anoxic Seizure (RAS).
Tianna Lewis McHugh Penderita Reflex Anoxic Seizure (RAS)
Menangis bagi Tianna Lewis McHugh, bocah Inggris berusia 2 tahun yang tinggal di North Wales ini merupakan penderitaan yang bisa menyebabkan kematiannya semakin dekat. Gadis kecil putri pasangan Ceri Lewis dan Andy McHugh itu, secara fisik sama seperti anak-anak seusianya. Bahkan menurut kedua orang tuanya, ia termasuk anak yang hiperaktif, banyak bicara, ceria, cerdas dan sangat aktif. Yang membedakannya dengan anak-anak balita lainnya ialah kondisi dan reaksinya terhadap rasa sakit, ketakutan dan emosinya yang begitu mengkhawatirkan jika ia sampai menangis.
Seperti dilansir news.com.au (9/11/2009), orang tua Tiana menyatakan bahwa ketika Tianna mengalami serangan yang dipicu tangisnya itu mengerikan. Ceri, ibunda Tianna mengaku sangat histeris ketika ia pertama kali melihat putrinya menangis. Tubuhnya menegang, kejang-kejang, kulitnya tampak pucat pasi, jantungnya berhenti berdetak dan Tianna berhenti bernafas. Ceri berpikir anaknya sudah meninggal. Tianna dibawa ke UGD di Rumah Sakit Wrexham Maelor, tetapi dokter tidak dapat mendiagnosa kondisinya. Dua minggu kemudian, kejang kedua berlangsung selama 2 jam, dan Tianna berjuang untuk hidup. Menurut dokter, jika Tianna terlambat ditangani 10 menit saja, ia akan meninggal atau paling tidak menderita kerusakan otak serius.
Menangis ibarat sebuah serangan yang akan merenggut nyawa Tianna. Sejak usia 18 bulan, dan berhasil melewati serangan untuk ke-10 kalinya, Tianna melalui serangkaian proses diagnosa dan perawatan. Hasilnya, Tianna divonis dokter mengidap Reflex Anoxic Seizure (RAS), penyakit kejang-kejang yang mengerikan. Sebuah penyakit langka yang benar-benar bisa berakibat fatal. Tianna mengalami serangan terakhir pada Juli 2009 lalu. Apa sebenarnya penyebab penyakit ini?
Penyebab Reflex Anoxic Seizure (RAS)
Reflex Anoxic Seizure biasanya terjadi karena terhambatnya pasokan darah ke otak. Penyakit ini bukanlah epilepsi, serangan napas yang tertahan atau sesak nafas. Reaksi yang menimbulkan RAS bisa disebabkan oleh adanya rangsangan yang tidak terduga seperti rasa sakit, takut, khawatir, cemas juga bisa disebabkan oleh faktor udara dan air yang terlalu panas atau dingin saat mandi. Faktor pemicu ini bisa menyebabkan jantung berhenti berdetak atau secara dramatis melambat.
Menurut perkiraan para ahli, penyakit ini menimpa 8 dari 1.000 anak usia prasekolah. Anak yang paling banyak menderita penyakit ini adalah usia 6 bulan hingga 2 tahun, namun bisa juga menyerang saat anak tersebut tumbuh remaja atau dewasa. Kecenderungan RAS berhenti di akhir masa kanak-kanak, tetapi kadang-kadang ada yang bertahan hingga awal kehidupan dewasa.
Para penderita RAS bisa saja mengalami pingsan selama lebih dari 1 jam. Setelah pemulihan penderita mungkin akan terlihat sangat emosional dan kemudian tertidur nyenyak selama 2-3 jam, dengan muka terlihat sangat pucat dengan lingkaran hitam di bawah mata. Serangan RAS ini dapat terjadi beberapa kali per hari, per minggu atau per bulan. Meskipun anak penderita RAS tampak seperti meninggal dalam sebuah serangan, para ahli medis di Inggris seperti dimuat di laman http://www.netdoctor.co.uk menyatakan bahwa mereka belum pernah mendengar adanya kondisi RAS yang menyebabkan kematian.
Jika saya perhatikan, penyakit RAS ini mungkin mirip dengan “sawan” atau di beberapa daerah di Tanah Sunda disebut “terelek” yang banyak diderita anak-anak batita dan balita. Kondisi dan gejalanya sama dengan yang dialami Tianna, tetapi umumnya, penyakit itu sembuh ketika ipenderita menjelang remaja atau dewasa. Seizure (sawan) merupakan gangguan fungsi otak yang bersifat sementara akibat hyper-synchronous atau pelepasan neuron-neuron kortikal yang berlebihan. Kondisi penderita pada saat terserang sawan ini memang mengerikan dan mengkhawatirkan, seperti akan meninggal.
Bagaimana Mengatasi Reflex Anoxic Seizure (RAS )
Sejauh ini, mengatasi dan menangani RAS lebih difokuskan kepada pencegahan dari pihak orang tua atau keluarga terhadap kestabilan emosi dan kenyamanan suasana bagi anak penderita RAS, tetapi beberapa penelitian menyarankan penggunaan obat atropine. Menurut mereka, atropine ini efektif mengurangi frekuensi serangan RAS. (http://www.netdoctor.co.uk)
Beberapa dokter yang akrab dengan RAS sebagaimana dilansir http://www.stars.org.uk/patient-info menyatakan bahwa diagnosa dan perawatan medis juga memerlukan riwayat medis keluarga, seprti cek EKG dan EEG karena sebagaimana diketahui, RAS berhubungan dengan otak penderita. Di laman situs tersebut juga dikatakan bahwa ada beberapa penanganan yang dapat dilakukan jika terjadi serangan RAS :
1. Pastikan individu berbaring telentang di lingkungan yang aman dan nyaman, serta pastikan tidak ada yang menghalangi saluran pernafasan.
2. Bicaralah, perdengarkan suara kita untuk meyakinkan kondisi penderita karena kadang-kadang ia dapat mendengar, tetapi tidak mampu menjawab. Buatlah suasana dan situasi menjadi tenang dan nyaman untuk memulihkan kesadarannya atau menidurkannya bila perlu
3. Jika keadaan membaik, tidak perlu memanggil dokter. Namun, jika penderita terluka atau memiliki benjolan yang cukup parah, sebaiknya segera meminta bantuan medis dengan tepat.
Di Inggris sendiri, ada beberapa lembaga kesehatan yang menerima konsultasi seputar RAS ini, di antaranya the Reflex Anoxic Seizure Support Group yang dikelola oleh para medis yang meneliti RAS dengan dukungan pemerintah.
Lalu upaya apa saja yang dilakukan kedua orang Tiana dengan kondisi anaknya yang seperti itu?
Semua orang tua, tentu berharap anak-anaknya tumbuh sehat, normal dan berguna. Demikian pula harapan kedua orang tua Tiana. Mereka berharap Tianna tumbuh normal dan berupaya mengembangkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki Tianna di usianya sekarang ini. Karena itu, setiap hari bagi Andy dan Ceri adalah perjuangan dan kerja keras. Selama 2 tahun ini, mereka berupaya untuk menciptakan suasana yang senyaman mungkin bagi Tianna, serta berhati-hati menjaga diri dan perasaan Tianna dari hal-hal yang akan membuatnya terluka, shock dan menangis karena menangis bisa menjadi serangan kematian baginya. Jika Tianna terlihat ingin menangis, maka kedua orang tuanya harus mengibaskan air di wajahnya untuk membuatnya tenang dan terhindar dari shock. Penanganan yang mereka lakukan lebih kepada pencegahan yang bersifat psikologis, sehingga tidak berakibat fatal bagi kondisi putrinya. Semoga upaya keras mereka berbuah manis suatu saat nanti karena anak adalah amanah dan anugerah terindah bagi kehidupan sebuah keluarga. Selalu ada hikmah dan pembelajaran berharga di balik setiap masalah yang dihadapi.
Lalu apa yang dapat kita pelajari dari penderitaan Tianna Lewis? Kita berbagi di tulisan berikutnya. (Nia Hidayati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar