Jumat, 12 November 2010

endoskopi 2010


Endoskopi
Ilmu dan teknologi yang terus berkembang pesat di bidang kedokteran telah menghasilkan sebuah prosedur diagnostik yang cepat dan tepat. Endoskopi merupakan salah satu teknologi canggih yang dimaksud. Endoskopi adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ dalam tubuh (khususnya saluran cerna) secara visual sehingga dapat dilihat melalui layar monitor. Sehingga setiap kelainan organ dalam tubuh dapat diketahui dengan sejelas-jelasnya.
Pemeriksaan endoskopi merupakan salah satu sarana penunjang diagnostik yang cukup akurat. Setelah ditemukannya endoskopi yang fleksibel (flexible endoscope) perkembangan gastroenterologi (ilmu tentang penyakit saluran cerna) menjadi semakin pesat, dan bahkan alat tersebut dewasa ini dapat juga dipakai sebagai sarana terapeutik.
Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi. Alat ini berbentuk pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh, misalnya ke lambung, ke dalam sendi, atau ke  rongga tubuh lainnya. “Di dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satu untuk menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera,” ujar dr Tri Yanta Yuli Pramana SpPD-KGEH, spesialis penyakit dalam RSUD Dr Moewardi Surakarta saat menjadi pembicara dalam seminar Endoskopi Diagnostik dan Terapeutik di Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) Yarsis beberapa waktu lalu.
Di samping kedua serat optik tersebut, juga terdapat sebuah bagian lagi yang bisa digunakan sebagai saluran untuk pemberian obat dan untuk memasukkan atau mengisap cairan. Selain itu, bagian tersebut juga dapat dipasangi alat-alat medis seperti gunting kecil, sikat kecil, dan lain-lain. 
Endoskop umumnya digunakan bersama layar monitor, sehingga gambaran organ yang diperiksa tidak hanya dilihat sendiri oleh operator, tetapi juga oleh orang lain di sekitarnya. Gambar yang diperoleh selama pemeriksaan biasanya direkam untuk dokumentasi dan evaluasi lebih lanjut.
Menurut Tri Yanta, endoskopi tidak hanya berfungsi sebagai alat periksa tetapi juga untuk melakukan tindakan medis seperti pengangkatan polip, penjahitan, dan lain-lain. Selain itu, endoskopi juga dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan jika dicurigai jaringan tersebut terkena kanker atau gangguan lainnya.
Tentukan Penyebab
Endoskopi juga sangat berperan dalam menentukan penyebab pendarahan saluran cerna yang sulit ditentukan berdasarkan pemeriksaan radiologis. Beberapa lesi (terlihat putih atau pucat) yang tak terlihat pada pemeriksaan radiologis dapat diketahui dengan pemeriksaan endoskopi. Tri Yanta menambahkan, berdasarkan fungsinya endoskopi terbagi dua yakni endoskopi diagnostik dan endoskopi terapeutik. Endoskopi diagnostik berperan dalam menentukan penyebab pendarahan dan lokasi lesi yang terjadi, sedangkan endoskopi terapeutik berperan untuk menghentikan pendarahan yang terjadi. “Endoskopi pada saluran cerna dibagi menjadi dua bagian besar, yakni endoskopi saluran cerna atas (esofagoduodenoskopi ) dan saluran cerna bawah (kolonoskopi). Disusul sekarang ada kapsul endoskop,” paparnya.
Tri Yanta melanjutkan, pada pendarahan saluran cerna dengan pemeriksaan endoskopi yang baik, bisa ditentukan penyebab, lokasi pendarahan, tindakan untuk menghentikan pendarahan serta menentukan prognostik. Pendarahan saluran cerna merupakan suatu keadaan kegawatan sehingga harus dilakukan tindakan segera.
Terdapat berbagai jenis teknik endoskopi terapeutik untuk menghentikan pendarahan dengan berkembangnya teknologi, tidak hanya pendarahan karena ulkus peptikum dan pendarahan varises yang bisa dihentikan, tapi juga pendarahan di daerah usus halus dan kolon. Bahkan dalam dua dekade terakhir, endoskopi terapeutik berkembang dengan pesat sehingga teknik yang dilakukan semakin mudah dan di toleransi oleh pasien.
“Endoskopi bisa menentukan penyebab pendarahan saluran cerna pada 90 persen kasus. Pemeriksaan endoskopi yang dilakukan dalam 12- 24 jam saat pendarahan saluran cerna sangat membantu dalam menentukan lokasi dan terapi yang tepat untuk kelainan tersebut,” tuturnya lagi. Endoskopi dikontraindikasikan pada keadaan klinis yang tidak stabil seperti syok hipovolemi, infark miokard, atau anemia berat. Dengan teknik endoskopi yang semakin canggih, tindakan bedah pada beberapa kasus dapat dikurangi.
Indikasi penggunaan endoskopi sangat bervariasi sesuai dengan usia dan gejala yang timbul. “Sebelum endoskop dimasukkan melalui mulut atau organ lainnya, penderita biasanya dipuasakan terlebih dahulu selama beberapa jam. Sebab, makanan di dalam lambung bisa menghalangi pandangan dokter dan bisa dimuntahkan selama pemeriksaan dilakukan,” paparnya. Selain itu pasien juga tidak akan merasakan rasa sakit saat pemeriksaan karena pasien dibius dan akan sadar setelah pemeriksaan selesai. (Ikrob Didik Irawan)


Dulu, untuk memeriksa atau mengobati gangguan pada organ tubuh bagian dalam seringkali membutuhkan operasi terbuka. Tetapi, setelah endoskopi digunakan secara luas, operasi terbuka telah jarang dilakukan.
Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi. Alat ini berbentuk pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh, misalnya ke lambung, ke dalam sendi, atau ke  rongga tubuh lainnya. Di dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satu untuk menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat jelas, sedangkan serat lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh kamera. Di samping kedua serat optik tersebut, terdapat satu buah bagian lagi yang bisa digunakan sebagai saluran untuk pemberian obat dan untuk memasukkan atau mengisap cairan. Selain itu, bagian tersebut juga dapat dipasangi alat-alat medis seperti gunting kecil, sikat kecil, dll.
Endoskop biasanya digunakan bersama layar monitor sehingga gambaran organ yang diperiksa tidak hanya dilihat sendiri oleh operator, tetapi juga oleh orang lain di sekitarnya. Gambar yang diperoleh selama pemeriksaan biasanya direkam untuk dokumentasi atau evaluasi lebih lanjut.
Endoskopi tidak hanya berfungsi sebagai alat periksa tetapi juga untuk melakukan tindakan medis seperti pengangkatan polip, penjahitan, dan lain-lain. Selain itu, endoskopi juga dapat digunakan untuk mengambil sampel jaringan jika dicurigai jaringan tersebut terkena kanker atau gangguan lainnya.
Beberapa jenis gangguan yang dapat dilihat dengan endoskopi antara lain : abses, sirosis biliaris, perdarahan, bronkhitis, kanker, kista, batu empedu, tumor, polip, tukak, dan lain-lain.
Prosedur medis yang menggunakan endoskopi mempunyai berbagai macam nama, tergantung jenis dan organ yang diperiksa. Berikut beberapa contohnya :
  1. Thorakoskopi, pemeriksaan pleura, rongga pleura, mediastinum dan perikardium (bagian-bagian paru-paru dan jantung).
  2. Proktoskopi (sigmoidoskopi dan proktosigmoidoskopi), untuk memeriksa rektum dan kolon sigmoid.
  3. Laringoskopi, untuk memeriksa laring (salah satu bagian saluran napas).
  4. Laparoskopi, untuk melihat lambung, hati, dan organ-organ lain di dalam rongga perut.
  5. Gastroskopi, untuk melihat dinding dalam esofagus, lambung, dan usus halus.
  6. Sistoskopi, untuk melihat saluran kencing, kandung kencing dan prostat.
  7. Kolposkopi, untuk memeriksa vagina dan mulut rahim.
  8. Kolonoskopi, untuk memeriksa usus besar.
  9. Bronkhoskopi, untuk melihat trachea dan cabang-cabang bronkhus (bagian dari saluran napas)
  10.  Arthroskopi, untuk melihat sendi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar