Kamis, 06 Januari 2011

contoh kti 2011

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Nyeri gigi merupakan suatu gejala nyeri yang dapat timbul ketika terkena berbagai macam rangsangan, rangsangan tersebut dapat berupa makanan atau minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin, terlalu manis atau makanan-makanan yang bersifat lengket. Keluhan nyeri yang dikemukakan oleh setiap individu bersifat subyektif, yaitu ngilu, nyeri yang kadang timbul atau berdenyut. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh dan timbul apabila ada jaringan yang rusak (Prabowo, 2010). Mekanisme nyeri berawal dari rangsang berbahaya yang diubah menjadi impuls nyeri sampai persepsi nyeri gigi, dimana impuls nyeri dihantarkan melalui impuls serabut saraf (Dovgan, 2002). Untuk mengatasi nyeri gigi dapat diberikan obat-obatan pereda nyeri atau analgesik tetapi sebagian masyarakat justru menggunakan cara tradisional untuk mengatasi nyeri gigi, salah satunya dengan melakukan kumur air garam. Sebagian masyarakat Sumolepen, Balongsari Mojokerto percaya bahwa air garam dapat mengurangi nyeri gigi sehingga mereka melakukan kumur air garam ketika mengalami nyeri gigi.
Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah tangga (SKRT) pada tahun 2001 dalam Servey Kesehatan Nasional (Sukesnas) menyebutkan bahwa penyakit gigi dikeluhkan penduduk Indonesia telah menurun sekitar 60 %. Meskipun demikian angka 60% masih terlampau tinggi. Masalah tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya dari perilaku masyarakat sendiri. Hal ini terlihat dari 22,8% penduduk Indonesia tidak menyikat gigi dan dari 77,2% yang menyikat gigi hanya 8,1% yang menyikat gigi tepat waktu. Kesadaran masyarakat untuk datang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan masih rendah. Hal ini terlihat dari 87% masyarakat yang mengeluh sakit gigi tetapi tidak berobat, 12,3% masyarakat yang mengeluh sakit gigi datang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan gigi sudah dalam keadaan terlambat sehingga dari rata-rata 6,4% gigi yang rusak 4,4% gigi sudah dicabut dan 0,7% lebih memilih mencari pengobatan tradisional. Sedangkan di daerah Sumolepen Mojokerto sendiri jumlah penderita nyeri gigi di Puskesmas Gedongan kurang lebih 15-24 orang perbulan dari sekitar 2.678 penduduk yang datang ke puskesmas untuk berobat pada periode bulan Novemberr hingga Desember. Dan dari 15 orang, 9 diantaranya menyatakan bsahwa mereka mengatasi nyeri gigi dengan melakukan kumur air garam.
Kebanyakan masyarakat tidak berkunjung ke dokter gigi atau pelayanan kesehatan, bahkan ketika datang rasa sakit yang menyengat, sebagian orang justru mengambil tindakan penyembuhan sendiri, mereka meyakini bahwa dengan kumur air garam dapat mengurangi nyeri gigi, dimana hal ini sudah dilakukan secara turun-temurun berdasarkan mitos yang belum tentu memiliki dasar medis. Padahal jika dibiarkan, gigi yang bermasalah dapat menimbulkan infeksi menjadi pemicu berbagai penyakit seperti kanker, jantung, reumatik, diabetes bahkan kelainan pada otak (http://roemah-imoet.com/2010/12/25/sakit-gigi-sumber-penyakit-kronis/).
Sampai saat ini telah banyak diupayakan untuk mengurangi atau mengatasi rasa nyeri. Besrbagai obat anti nyeri telah banyak dikembangkan termasuk penggunaan bahan herbal. Penggunaan obat ini memegang peranan penting dalam dunia kedokteran gigi. Selain penggunaan obat-obatan adapula cara tradisional yang dapat digunakan untuk mengatasi atau mengurangi rasa nyeri pada gigi yakni dengan menggunakan garam makan yang dicampurkan dengan air lalu dikumur oleh penderita sakit gigi. Garam mengandung antibakteri yang mampu mengurangi bakteri di dalam gigi dan iodium di dalam garam dapat menurunkan ngilu pada gigi (http://www.duniawanita.com/index). Sehingga cara ini dapat mengurangi rasa nyeri.

Rumusan Masalah
Pernyataan Masalah
Sebagian masyarakat masih menggunakan pengobatan tradisional untuk mengatasi masalah kesehatan, salah satunya penggunaan kumur air garam untuk mengurangi nyeri gigi, berdasarkan fenomena ini, sedikit banyak telah mempengaruhi pola pikir dan kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan pengobatan tradisional daripada penggunaan obat-obat analgesik untuk mengurangi nyeri gigi.

Pertanyaan Masalah
Benarkah kumur air garam efektif untuk menurunkan nyeri gigi?

Batasan Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan maka penulis hanya membatasi pada efektifitas kumur air garam terhadap penurunan nyeri gigi.

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengidentifikasi efektifitas kumur air garam terhadap penurunan nyeri gigi di Desa Sumolepen, Kelurahan Balongsari, Kecamatan Magersari Mojokerto.

Tujuan Khusus
Mengidentifikasi tingkat nyeri gigi pada penderita sakit gigi sebelum melakukan kumur air garam.
Mengidentifikasi tingkat nyeri gigi pada penderita sakit gigi setelah malakukan kumur air garam.
Menganalisa efektifitas kumur air garam terhadap penurunan nyeri pada pasien sakit gigi.

Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi untuk menurunkan nyeri gigi secara tradisional sehingga dapat digunakan sebagai kerangka dalam pengembangan ilmu keperawatan terkait dengan pemberian prosedur penurunan respons nyeri gigi.

Manfaat Praktis
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah didapatkan suatu data mengenai efek klinis air garam dalam menurunkan nyeri gigi sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan nyeri gigi.

Manfaat Bagi Responden
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan penetahuan dan dapat digunakan sebagai alternatif bagi responden untuk mengurangi nyeri gigi.




BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
2.1.1 Pengertian
Air dianggap sebagai unsur yang memiliki sifat polarisasi dan berpartikel. Partikel air terdiri dari kesatuan atom oksigen yang mengandung 6 elektron pada sumbu akhirnya dan dua atom hidrogen, masing-masing mempunyai satu elektron dengan pengikat yang disebut dengan ikatan kovalensi (valensi yang disebabkan oleh pertemuan pasangan elektron antara 2 atom (KBBI, 2005).
Kandungan atau komposisi
Air adalah suatu zat yang tiap molekulnya tersusun atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Susunan air (H2O) adalah suatu keajaiban, H dan O masing-masing adalah gas yang mudah terbakar, namun ketika keduanya bersenyawa maka berubahlah sifat asli keduanya, lalu menjadi zat yang amat bermanfaat bagi manusia (Yolanda Amirta, 2007).
2.1.3 Sifat-sifat Air
Bentuknya cair dan sangat encer
Tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna
Air adalah suatu zat yang tiap molekulnya tersusun atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen (Yolanda Amirta, 2007).
2.1.4 Manfaat
Air merupakan detox effect atau homeostatic yakni air sebagai anti oksidan dengan mengangkat radikal bebas H+ dan OH-
Makanan utama bagi makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuhan
Sebagai pengencer dan pelarut
Kandungan ion-ion dalam air , membantu pelebaran pembuluh darah sehingga meningkatkan sirkulasi darah. Selain itu pH air mampu mensterilkan kulit. Karena pada lingkungan yang sangat asam kuman-kuman akan mati
Air sebagai pengatur suhu tubuh
Air berguna untuk melancarkan darah
Air dapat menyehatkan dan menghaluskan kulit tubuh
Air memperlancar fungsi pencernaan
Air membantu pernafasan tubuh
Air sebagai pelumas sendi dan otot
Air sebagai media untuk pemulihan kondisi tubuh
Sebagai media transportasi
Sebagai sarana transportasi di dalam tubuh
Sumber dari rasa segar
Sumber kehidupan yang terjaga dari tangan manusia
Membersihkan dan mensucikan manusia dari kotoran (Yolanda Amirta, 2007).
2.1.5 Parameter Air yang Layak Minum
1. Parameter Fisik
Tidak berbau, tidak berwarna atau jernih, tidak berasa, dan tidak panas. Bila terjadi penyimpangan terhadap parameter ini, berarti air telah terkontaminasi bahan lain yang memungkinkan bahayanya bagi kesehatan manusia.
2. Parameter Kimia
Tidak boleh mengandung air raksa, arsenik, barium, besi, fluorida, kadmium, kesadahan, klorida, kromium valensi 6, mangan, perak, pH tak netral, selenium, sianida, sulfat, sulfida, tembaga dan timbal. Jika air tercemar oleh unsur-unsur tersebut harus dalam batas yang ditetapkan SNI.
3.Parameter Radioaktif
Radioaktif dapat menyebabkan kerusakan pada sel yang terpapar serta mengakibatkan kematian sel atau perubahan komposisi genetik. Sel yang rusak dapat diperbarui apabila mampu meregenerasi dan tidak mampu seluruhnya. Perubahan genetis dapat menimbulkan penyakit seperti kanker dan mutasi gen. Radioaktif terdiri dari sinar Alpha, Beta dan Gamma yang berbeda kemampuannya dalam menembus jaringan tubuh. Sinar Alpha sulit menembus kulit, Beta dapat menembus kulit dan Gamma dapat menembus jaringan yang sangat dalam. Kerusakan yang terjadi ditentukan oleh intensitas sinar serta frekuensi, dan luasnya pemaparan.
Parameter Mikrobiologis
Dalam parameter ini hanya dipaparkan E. Coli tinja dan total coliform. Air yang mengandung coli tinja berarti telah tercemar tinja. Tinja dari seorang penderita suatu penyakit sangat potensial menularkan penyakit yang berhubungan dengan air. Sementara, air yang tercemar coliform dapat mengakibatkan penyakit-penyakit pada saluran pernafasan (Yolanda Amirta, 2007).

Garam
2.2.1 Pengertian
Garam adalah sejenis mineral yang lazim dimakan manusia. Bentuknya kristal putih, dihasilkan dari air laut. Biasanya garam dapur yang tersedia secara umum adalah Sodium klorida.
Kandungan atau Komposisi
Bahan baku garam sendiri mengandung: CaSO4, MgSO4, MgCl2, KCl, NaBr. Setelah siap saji disyaratkan untuk kelas A kandungan NaClnya=97% sedangkan untuk kelas B = 94 %. Kandungan senyawa sulfat tidak boleh lebih dari 2%. Garam pada umumnya NaClnya kurang dari 90%. Biasanya zat garam mineral terdapat pada minuman yang kita minum dan juga pada makanan yang kita makan. Beberapa zat yang terkandung dalam garam :
Iodium
Zat mineral yodium biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia bebas di pasaran, namun tidak semua jenis dan merk garam dapur mengandung yodium. Yodium berperan penting untuk membantu perkembangan kecerdasan atau kepandaian pada anak. Yodium juga dapat membatu mencegah penyakit gondok, gondong atau gondongan. Yodium berfungsi untuk membentuk zat tirosin yang terbentuk pada kelenjar tiroid.
Phospor
Fosfor berfungsi untuk pembentukan tulang dan membentuk gigi.
Cobalt
Cobalt memiliki fungsi untuk membentuk pembuluh darah serta pembangun B.
Chlor
Chlor digunakan tubuh kita untuk membentuk HCl atau asam klorida pada lambung. HCl memiliki kegunaan membunuh kuman bibit penyakit dalam lambung dan juga mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Magnesium
Fungsi atau kegunaan dari magnesium adalah sebagai zat yang membentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin.
Mangan
Mangan berfungsi untuk mengatur pertumbuhan tubuh kita dan sistem reproduksi.
Tembaga
Tembaga pada tubuh manusia berguna sebagai pembentuk hemo globin pada sel darah merah.
Kalsium
Kalsium atau disebut juga zat kapur adalah zat mineral yang mempunyai fungsi dalam membentuk tulang dan gigi serta memiliki peran dalam vitalitas otot pada tubuh.
Kalium
Kalium kita butuhkan sebagai pembentuk aktivitas otot jantung.
Seng oleh tubuh manusia dibutuhkan untuk membentuk enzim dan hormon penting. Selain itu zinc juga berfungsi sebagai pemelihara beberapa jenis enzim, hormon dan aktifitas indera pengecap atau lidah kita.
Sulfur
Zat ini memiliki andil dalam membentuk protenin di dalam tubuh.
Natrium
Natrium adalah zat mineral yang kita andalkan sebagai pembentuk faram di dalam tubuh dan sebagai penghantar impuls dalam serabut syaraf dan tekanan osmosis pada sel yang menjaga keseimbangan cairan sel dengan cairan yang ada di sekitarnya.
Flour
Flour berperan untuk pembentuk lapisan email gigi yang melindungi dari segala macam gangguan pada gigi.
Sifat –sifat Garam
Terbentuk dari reaksi netralisasi antara asam dan basa.
Bersifat netral.
Tidak mengubah lakmus merah ataupun biru (Renika Fatmawati, 2010).
Manfaat Garam
Pembasuh Mata. Untuk meredakan sakit mata, dalam keadaan darurat gunakan air garam untuk membasuh mata. Bila keluhan tak berkurang, segeralah memeriksakannya ke dokter mata.
Obat Kumur. Air hangat yang telah dibubuhi sedikit garam merupakan pencuci mulut yang efektif. Begitu juga bila terkena radang tenggorokan. Masukkan sedikit garam ke dalam air panas, aduk perlahan lalu gunakan sebagai obat kumur.
Gigi Putih. Gigi yang terlihat kusam akan kembali cemerlang dengan cara menaburkan garam kering ke ujung bulu-bulu sikat gigi saat akan menggosok gigi.
Garam adalah antihistamin alami yang kuat. Garam dapat digunakan untuk meredakan asma.
Garam adalah unsur anti stress yang kuat bagi tubuh.
Garam sangat penting untuk menarik keasaman di dalam sel-sel, terutama pada sel-sel otak.
Garam sangat penting bagi ginjal untuk membersihkan kelebihan keasaman dan mengeluarkan keasaman di dalam kemih.
Garam penting dalam perawatan gangguan emosional dan afektif.
Garam penting dalam pemeliharaan kadar serotinin dan melatonin di otak.
Garam sebagai anti oksidan.
Garam efektif untuk menstabilkan denyut jantung yang tidak teratur.
Garam membantu menyeimbangkan kadar gula dalam darah dan mengurangi kebutuhan inisulin.
Garam membantu mencegah gout.
Garam esensial bagi pencegahan kram otot (Batmanghelidj, 2007).
Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Untuk Kumur Air Garam
Kepercayaan
Pengalaman
Pengetahuan
Lingkungan

Nyeri Gigi
2.3.1 Pengertian
Nyeri merupakan reaksi fisiologis yang ditimbulkan oleh rangsang yang mencapai nilai ambang rasa nyeri pada reseptor nyeri. Mekanisme nyeri gigi berawal dari rangsang berbahaya yang diubah impuls nyeri sampai persepsi nyeri gigi. Rangsang diterima oleh email disampaikan ke reseptor di dentin, kemudian rangsang diubah menjadi impuls yang kemudian disampaikan ke pulpa dan akhirnya sampai dipusat nyeri, tempat nyeri dipersepsi. Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, rasa nyeri timbul bila terdapat kerusakan jaringan dan ini akan menyebabkan penderita bereaksi dengan cara memindahkan stimulus nyeri.
Nyeri merupakan pengalaman kompleks yang meliputi tidak hanya komponensensorik, tetapi juga melibatkan reaksi motorik atau respons yang ditimbulkan oleh rangsang yang menimbulkan nyeri, yaitu rangsang berbahaya (Hawes, 2003).
Nyeri bersifat subjektif dan hanya orang yang mengalami nyeri yang dapat mengungkapkannya, bukan oleh orang lain yang mengobservasinya, sehingga ahli kedokteran juga belum sepakat memberikan definisi nyeri. Ahli Fisiologi mendefinisikan nyeri sebagai peringatan akan adanya rangsang yang bersifat nosiseptif atau merusak, sehingga membangkitkan fungsi perlindungan tubuh dari bahaya. Ahli Patologi mendefinisikan nyeri sebagai perasaan yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh rangsang yang merusak jaringan dan jika terus berlangsung akan menimbulkan efek yang merugikan. Ahli Psikologi mendefinisikan nyeri sebagai proses persepsi yang ditentukan oleh rangsang berupa jenis dan identitasnya, psikis, kepribadian, atau respon tubuh.
Nyeri merupakan pengalaman manusia yang bersifat kompleks dan multifaktorial dan multidimensional. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh dan timbul bila ada jaringan yang rusak. Nyeri sering dianggap sensasi, yang dibedakan dalam kualitas, lokasi, durasi dan intensitas rangsangannya dan juga melibatkan reaksi atau respon yang ditimbulkan oleh rangsang yang menimbulkan nyeri yaitu rangsang noksius (merusak). Hal ini akan menyebabkan individu bereaksi denagn menghindar, melawan dan melarikan diri dari stimulus nyeri. Jadi nyeri menyangkut berbagai faktor diantaranya fisiologik, patologik, psikologik, lingkungan (ekonomi, sosial, budaya, ras, kultur), besarnya rangsang noksis atau besarnya kerusakan jaringan, pengalaman masa lalu dan memori terhadap nyeri dan lain sebagainya yang menpengaruhi jalan hidupnya (Prabowo, 2010).
Sensitifitas Nyeri gigi
Nyeri gigi merupakan suatu gejala nyeri yang dapat timbul ketika terkena bermacam-macam rangsangan,antara lain : rangsang termis yang ditandai dengan perubahan suhu, minum minuman yang panas atau dingin, mekanis terjadi melalui masuknya makanan yang manis dan lengket, ataupun juga elektris yaitu rasa nyeri pada saat gigi dikenai tindakan perawatan. Sebagian besar pasien yang datang ke praktek dokter gigi, pada umumnya bertujuan untuk mencari perawatan yang dapat meredakan nyeri giginya. Beberapa keluhan yang biasa dikemukakan pasien bersifat subjektif dan bervariasi berupa keluhan gatal, ngilu, nyeri yang kadang-kadang timbul jika ada rangsang seperti dingin atau panas, dan nyeri yang berdenyut-denyut. Akhirnya Dokter gigi akan dihadapkan pada kenyataan bahwa keluhan yang diberikan pasien biasanya kurang tepat dan pasien juga tidak dapat menunjukkan lokasi timbulnya nyeri gigi. Hal ini disebabkan nyeri yang ditimbulkan oleh gigi dapat beralih atau tersebar ke struktur lain atau sebaliknya, nyeri dari daerah lain selain gigi dapat menjlar ke gigi.
Sensitifitas nyeri gigi adalah kepekaan gigi terhadap rangsang. Sensitifitas gigi dapat ditimbulkan oleh rangsang adekuat yang mengenai reseptor gigi. Pada pasien dengan hipersensitifitas gigi mereka memberikan respon yang sangat bervariasi pada setiap undividu, mulai dari perasaan tidak nyaman, sakit yang tajam dan segera hilang bila stimulus dihentikan, rasa sakit yang tajam dan hebat dalam jangka waktu yang singkat atau pada beberapa kasus dapat terjadi rasa sakit menetap dan berlangsung lama walaupun stimulus telah dihilangkan. Stimulus rangsang yang menyebabkan hipersensitifitas pada gigi timbul akibat meningkatnya aliran cairan di dalam tubulus dentin.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri Gigi
Ada dua proses dalam mekanisme nyeri yaitu persepsi nyeri yang selanjutnya akan diikuti oleh reaksi nyeri. Persepsi nyeri merupakan proses fisioanatomi dan terjadi sama pada semua individu dari hari ke hari. Sifat fisiologi persepsi nyerilah yang merupakan faktor yang menentukan perbedaan rasa nyeri dari rasa lainnya. Reaksi nyeri merupakan proses psikofisiologi, yang memperlihatkan memori investasi dari individu terhadap pengalaman yang tidak menyenangkan, prosesnya tidak sama pada setiap individu dari hari ke hari. Reaksi nyeri dipengaruhi oleh:
Emosi : Ditandai dengan ambang reaksi yang turun, dan adanya hiperaktif.
Kelelahan : Ditandai dengan ambang reaksi yang turun.
Usia : Dengan bertambahnya usia, ambang reaksi nyeri akan meninggi.
Jenis Kelamin : Ambang reaksi perempuan lebih rendah dari laki-laki
Ras : Ambang reaksi orang kulit hitam lebih tinggi dari orang kulit putih.
Sosial, pendidikan dan pekerjaan : Ambang reaksi di pasar atau kuli lebih tinggi daripada pekerjaan kantoran (Prabowo, 2010).
Penjalaran Nyeri Gigi
Nyeri berdasarkan waktu perjalanannya dibedakan menjadi tiga bagian yaitu: nyeri akut, nyeri kronik serta nyeri inflamasi, dan neuropatik (Prabowo, 2010).
Pengontrolan Nyeri Gigi
Berbagai macam prosedur telah digunakan untuk mengawasi dan mengontrol nyeri, seperti: prosedur farmakologik (anestesi lokal dan umum, obat-obatan analgesik), prosedur terapeutik (akupuntur dan pijat refleksi, audio analgesik atau mendengarkan musik klasik, hipnosis, Trancutaneus Electric Stimulation, dan konsul psikiatrik).
Semua prosedur tersebut ditujukan untuk memblok atau menghambat transmisi nyeri baik pada perifer sebelum impuls saraf sampai di otak (anestesi lokal), maupun pada otak (anestesi umum) (Prabowo, 2010).
Terdapat berbagai teori yang berusaha menggambarkan bagaimana nosireseptor dapat menghasilkan rangsang nyeri. Sampai saat ini dikenal berbagai teori yang mencoba menjelaskan bagaimana nyeri dapat timbul, namun teori gerbang kendali nyeri dianggap paling relevan (Tamsuri, 2007). Suatu keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden dari otak mengatur proses pertahanan. Neuron delta-A dan C melepaskan substansi C melepaskan substansi P untuk mentransmisi impuls melalui mekanisme pertahanan. Selain itu, terdapat mekanoreseptor, neuron beta-A yang lebih tebal, yang lebih cepat yang melepaskan. neurotransmiter penghambat. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme pertahanan. Diyakini mekanisme penutupan ini dapat terlihat saat seorang perawat menggosok punggung klien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang dominan berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri. Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, terdapat pusat kortek yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri. Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh. Neuromedulator ini menutup mekanisme pertahanan dengan menghambat pelepasan substansi P. Tehnik distraksi, konseling dan pemberian plasebo merupakan upaya untuk melepaskan endorphin (Potter, 2005).





















BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual











Diteliti
Tidak Diteliti
Gambar 3.1 Kerangka konseptual efektifitas kumur air Garam terhadap penurunan nyeri gigi.
Nyeri gigi merupakan suatu gejala nyeri yang dapat timbul ketika terkena
bermacam-macam rangsangan, antara lain : rangsang termis yang ditandai dengan
perubahan suhu, minum minuman yang panas atau dingin, mekanis terjadi melalui
masuknya makanan yang manis dan lengket, ataupun juga elektris yaitu rasa nyeri pada saat gigi dikenai tindakan perawatan. Selain adanya rangsangan, nyeri juga dapat timbul secara spontan. Nyeri gigi ditimbulkan oleh rangsang yang diterima melalui struktur gigi yaitu email, kemudian diteruskan ke dentin, sampai ke hubungan pulpa-dentin, yang mengandung reseptor nyeri dan akhirnya ke pulpa. Reseptor nyeri tersebut merupakan nosiseptor. Pada nosiseptor terjadi proses perubahan rangsang menjadi impuls saraf. Rangsang pada nosiseptor akan menimbulkan impuls nyeri. Impuls nyeri dari gigi akan dihantarkan melalui serabut saraf cabang saraf maksilaris dan mandubularis yang keduanya merupakan cabang dari saraf trigeminus. Saraf maksilaris manghantarkan impuls nyeri dari gigi bagian rahang atas, sedangkan impuls nyeri dari gigi bagian rahang bawah dihantarkan oleh saraf mandibularis.
Saraf maksilaris dan mandibularis akan bergabung dalam ganglion Gasseri yang merupakan neuron orde pertama. Serabut neuron orde pertama akan menghantarkan impuls nyeri ke pons bagian tengah dan turun ke nukleus spinal saraf trigeminus sejauh segmen servikal kedua dan ketiga dari medulla spinalis. Impuls akan berakhir di sepertiga bagian kaudal nukleus spinal saraf trigeminus yang merupakan neuron orde kedua.
Serabut saraf neuron orde kedua membawa impuls nyeri menyilang dan akan naik dalam lemnikus media dan berakhir dalam nukleus ventral posteromedial talamus sebagai neuron orde ketiga dibawa oleh serabut saraf yanb berproyeksi di girus pascasentral korteks serebri sebagai pusat nyeri gigi. Selanjutnya pusat motorik menentukan reaksi untuk menghindar dari rasa nyeri (Prabowo, 2010).
Kumur air garam diberikan dengan tujuan untuk menurunkan nyeri pada gigi, dengan berbagai kandungan yang terdapat dalam NaCl antara lain : CaSO4, MgSO4, MgCl2, KCl, NaBr dimungkinkan dapat menekan impuls nyeri dari reseptor pulpa.
3.2 Hipotesis
Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:
H1: Ada pengaruh Kumur air garam terhadap penurunan nyeri gigi.

BAB 4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu prosedur atau cara dalam penelitian yang memberikan garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat kegiatan penelitian dengan mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan karena bertujuan untuk menemukan, mengembangkan atau menguji keabsahan suatu pengetahuan yang hasilnya dipertanggung jawabkan secara ilmiah (Arikunto,1998).
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Aziz Alimul, 2007; 25). Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan rancangan penelitian Pre-Eksperimental jenis One group pre test-post test design yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara memberikan pre test (pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum dilakukan intervensi, setelah itu diberikan intervensi kemudian dilakukan post test (Aziz Alimul, 2007; 32).
Rancangan desain penelitian One group pre test-post test design
Pra test Eksperimen Pasca test
0 X 01



Keterangan:
: Observasi sebelum kumur air garam
X : Intervensi
01 : Observasi setelah kumur air garam

4.2 Kerangka Kerja (Frame Work)
Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rancangan kegiatan penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (Subjek penelitin), variabel yang akan diteliti, dan variabel yang mempengaruhi dalam penelitian (Aziz Alimul, 2007;34). Kerangka kerja yang digunakan pada penelitian disajikan pada bagan berikut:











Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Efektifitas kumur air garam Terhadap Penurunan Nyeri Gigi
4.3 Sampling Desain
4.3.1 Populasi
Populasi merupakan seluruh objek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut (Aziz Alimul, 2007; 32).
Dalam penelitian ini menggunakan populasi terjangkau yaitu populasi yang memenuhi kriteria penelitian dan biasanya dapat dijangkau oleh peneliti dan kelompoknya (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini populasinya adalah Penderita nyeri gigi yang bertempat tinggal di desa Sumolepen, Kelurahan Balongsari, Kecamatan Magersari Mojokerto. Besar populasi sebanyak 30 orang.
4.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Aziz Alimul, 2007; 60).
Untuk menentukan atau memperkirakan besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
n= N/(1+N(d)²)
n= Perkiraan jumlah sampel
N= Perkiraan jumlah populasi
d= Tingkat kesalahan yang dipilih (0,05) (Notoatmodjo,2002)
Besar sampel
n=N/(1+N(d)²)
n=30/(1+30(0,05)²)
n=30/(1+0,075)
n=30/1,075
n=27,9
n=28 orang
Dari rumus tersebut diatas, sampel dari penelitian ini didapatkan 28 orang. Sampel ini diambil dari penderita nyeri gigi yang bertempat tinggal di Desa Sumolepen Kecamatan balongsari mojokerto. Dengan mempertimbangkan kriteria Inklusi dan Eksklusi.

Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini kriteria inklusinya adalah:
Penderita nyeri gigi (Riwayat nyeri gigi)
Bertempat tinggal di Desa Sumolepen, Kelurahan Balongsari, Kecamatan Magersari Mojokerto.
Tidak memiliki kelainan hereditas pada gigi
Bersedia menjadi responden
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi criteria inklusidari studi karena pelbagai sebab (Nursalam,2008;92).
Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
Bukan penderita sakit gigi
Bayi
Lansia
Mempunyai kelainan hereditas pada gigi
Penderita sakit gigi yang tidak bersedia menjadi respondent.
4.3.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampling Purposive Sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2008)
4.4 Identifikasi Variabel
4.4.1 Variabel Independen
Variabel independen (Variabel bebas) adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini variabel independennya adalah kumur air garam.
4.4.2 Variabel Dependen
Variabel Dependen (Variabel terikat) adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah penurunan nyeri gigi.
4.5 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional danberdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Aziz Alimul, 2003; 38).



Tabel 4.4 Definisi Operasional efektifitas kumur air garam terhadap penurunan nyeri gigi
Variabel Definisi Operasional Indikator Alat ukur Skala Skor
Variabel independen:
Kumur air garam Membasuh mulut dengan menggerak-gerakkan air dalam mulut, dimana air tersebut telah dilarutkan dengan garam Kandungan NaCl Observasi - -
Variabel Dependen:
Penurunan nyeri gigi Keluhan yang disampaikan oleh subyek berupa rasa nyeri yang
Dirasakannya pada gigi 1.Skala nyeri
2.Penurunan nilai skala nyeri Observasi Ordinal 0:Tidak Nyeri

1:Nyeri Ringan

2:Nyeri Sedang

3:Nyeri Berat

4:Nyeri Sangat Berat




4.6 Pengumpulan Data
4.6.1 Instrumen
Instumen adalah alat yang dipakai pada waktu penelitian dengan menggunakan metode (Arikunto, 2002; 120). Intrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah observasi mengenai skala nyeri yang dirasakan penderita nyeri gigi sebelum dan sesudah melakukan kumur air garam dimana sudah tersedia skala nyeri berupa gambar ekspresi wajah sehingga responden tinggal memilih yang sesuai dengan nyeri yang dirasakan.
4.6.2 Lokasi Dan Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Sumolepen, Kelurahan Balongsari, Kecamatan Magersari Mojokerto, pada bulan Februari 2010.
4.6.3 Prosedur Pengambilan Data
Setelah mendapatkan izin dari Stikes Dian Husada peneliti mengajukan izin kepada Badan Persatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat, Dinas Kesehatan, Puskesmas Gedongan dan Kepala Desa Sumolepen. Data dikumpulkan dari responden sebagai subjek penelitian dengan menggunakan observasi. Dimana peneliti melakukan observasi kepada sampel penelitian setelah itu melakukan intervensi dengan memberikan kumur air garam dan dilakukan observasi kembali untuk mengetahui perubahan (penurunan) nilai skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.
4.7 Analisis Data
Data yang telah terkumpul dilakukan pengolahan data sebagai berikut:


Coding
Coding adalah memberikan kode atau jawaban skor angka atau kode tertentu sehingga lebih mudah dan sederhana (Purwanto, 1999).
Skoring
Data yang sudah terkumpul diberi penilaian dimana setiap penilaian jawaban dan setiap pernyataan responden mengenai skala nyeri diberi bobot.
Skala Nyeri
0 : Tidak Nyeri
1 : Nyeri Ringan
2 : Nyeri Sedang
3 : Nyeri Berat
: Nyeri Sangat Berat
Tabulating
Setelah dilakukan scoring maka kita akan memperoleh data jumlah jawaban yang salah dan yang benar. Hasil jawaban yang benar dihitung menggunakan rumus:
N=Sp/Smx100%

Keterangan:
N : Nilai yang didapat
Sp : Skor yang didapat
Sm : Skor Maksimal
Dari hasil perhitungan tersebut kita dapat menginterprestasikan data berdasarkan variable yang diteliti dengan criteria kualitatif seperti berikut:
Baik :76-100%
Cukup :56-75%
Kurang :<56%
Hasil pengolahan data dikumpulkan atau dikelompokkan dalam tabel distribusi frekuensi kemudian hasilnya dikonfirmasikan dalam bentuk prosentase tadi diinterprestasikan menggunakan skala sebagai berikut:
1. 100% :Seluruhnya
2. 76%-99% : Hampir Seluruhnya
3. 51%-75% : Sebagian Besar
4. 50% : Setengahnya
5. 20%-49% : Hampir Setengahnya
6. 1% : Sebagian Kecil
7. 0% : Tidak Satupun
(Arikunto, 1998; 103)
4.8 Etika Penelitian
Peneliti memohon ijin kepada pihak terkait sebelum penelitian dilakukan. Penelitian akan dimulai dengan meakukan beberapa prosedur yang berhubungan dengan etika penelitian meliputi :
Informed Consent
Informed Consent merupakan lembar persetujuan yang diberikan kepada responden yang akan diteliti yaitu yang akan mendapatkan intervensi kumur air garam. Peneliti memberikan penjelasan maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang mungkin terjadi selama pengumpulan data. Jika responden bersedia, maka mereka harus menandatangani surat persetujuan penelitian. Peneliti tidak akan memaksa dan akan tetap menghormati hak responden untuk menolak.
Anonimity
Kerahasiaan identitas responden harus dijaga. Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden dengan tidak mempublikasikan nema responden.
Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti karena hanya kelompok data tertentu saja yang aka dilaporkan sebagai hasil penelitian.
4.9 Keterbatasan
Keterbatasan merupakan kelemahan dan hambatan dalam penelitian dan keterbatasan dalam penelitian yang dihadapi peneliti (Aziz Alimul, 2003;125).
Keterbatasan peneliti antaralain :
Besar sampel yang tersedia terbatas.
Kemampuan peneliti yang masih terbatas dalam bidang riset karena pengetahuan yang kurang.

DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, Prabowo. Et al. (2010). Cara Cepat Menguasai Hypno Healing. Edisi 1. Yogyakarta : Leutika
Amirta, Yolanda. (2007). Sehat Murah Dengan Air. Purwokerto : Kelurga Dokter
Fatmawati, Renika. (2010). Rumus Cerdas Kimia SMP. Yogyakarta : Andra Publishing
M. D, Batmanghelidj. (2007). Air Untuk Menjaga Kesehatan Dan Menyembuhkan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Sulaiman, Subhi. (2009). Terapi Penyembuhan Dengan Air. Jakarta : Zitad Visi Media
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Alimul, Aziz. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika
Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC. Halaman 1-63
Potter. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta : EGC. Halaman 1502-1533
Herijulianti, Eliza. (2001). Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta : EGC
Masaro, Emoto. (2006). The True Power Of Water. Jakarta : Gramedia
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Dovgan, J.E.(2002). Tootache and Tooth Pain Guide. http://endodovgan.comWidya Medika
Indonesia, Depkes RI. (1996). Pedoman Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut di Sekolah. Jakarta : Depkes RI
http://www.lautanindonesia.com/blog/kelaut/blog/6455/manfaat-garam-untuk- kesehatan-gigi
http://yudhim.blogspot.com/2009/07/1000-manfaat-air-bagi-kesehatan-tubuh.html
(http://roemah-imoet.com/2010/12/25/sakit-gigi-sumber-penyakit-kronis/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar